Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ganjil-genap Dinilai Tak Efektif Urai Kemacetan Jakarta

Kompas.com - 19/08/2021, 12:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem ganjil-genap atau gage dinilai kurang efektif untuk jangka panjang. Adapun saat ini terdapat kelemahan yang membuatnya tidak maksimal mengurai kemacetan.

Budiyanto, pemerhati masalah transportasi, mengatakan, dalam perjalanan berlangsungnya sistem gage, secara empiris belum mampu mengubah kemacetan di Jakarta.

Baca juga: Kapan Nissan Hadirkan Mobil Listrik yang Lebih Murah?

"Dalam jangka pendek gage relatif dapat mengurangi tingkat kemacetan pada waktu dan ruas jalan tertentu. Namun dalam perjalanannya tidak dapat bertahan lama," kata Budiyanto dalam rilis resmi, Rabu (18/8/2021).

Aturan ganjil genap di Kota Cirebon mulai resmi diberlakukan Senin (16/8/2021)Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi Aturan ganjil genap di Kota Cirebon mulai resmi diberlakukan Senin (16/8/2021)

"Karena seiring dengan perjalanan waktu kendaraan akan bertambah terus dan kapasitas jalan sulit untuk ditingkatkan, khususnya di Jakarta karena salah satu pertimbangan lahan cukup mahal," katanya.

Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, itu mengatakan, jika sudah demikian maka jumlah kendaraan tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Baca juga: Imbas Insentif PPnBM, Penjualan Mitsubishi Indonesia Bergerak Positif

"Akibatnya kemacetan khususnya di Jakarta sulit untuk diurai sehingga untuk mewujudkan kinerja lalu lintas yang maksimal di Jakarta sulit dilaksanakan," katanya.

Petugas kepolisian berjaga di pos pemeriksaan ganjil genap yang diterapkan karena adanya perpanjangan PPKM level 4 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A Petugas kepolisian berjaga di pos pemeriksaan ganjil genap yang diterapkan karena adanya perpanjangan PPKM level 4 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

3 in 1

Sebelum memberlakukan sistem pembatasan ganjil-genal atau gage, DKI Jakarta memberlakukan sistem 3 in 1 untuk mengurai kemacetan.

Namun 3 in 1 dihapus karena menimbulkan masalah sosial.

"3 in 1 berdampak kepad masalah-masalah sosial. Joki berkerumun pada titik ruas penggal jalan pintu masuk akhirnya menimbulkan police hazard tersendiri," kata Budiyanto.

Dalam praktiknya, terjadi eksploitasi anak untuk menarik simpatik atau belas kasih pengguna jalan. Kemudian beberapa kali terjadi kriminalitas di mana joki mengambil barang dan sebagainya.

"Banyaknya permasalahan berdampak kepad masalah sosial dan kriminal akhirnya 3 in 1 dihapus diganti dengan gage kurang lebih tahun 2016," kata Budiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau