Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan Udara Ban Mobil Tidak Boleh Kurang atau Lebih, Ini Alasannya

Kompas.com - 19/08/2021, 09:12 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan udara pada ban menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh setiap pengemudi sebelum melakukan perjalanan, terutama saat melakukan pejalanan jauh.

Tekanan udara pada ban sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan selama berkendara. Bahkan tidak sesuainya tekanan udara pada ban juga bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan karena ban mengalami pecah saat dikendarai.

Baca juga: Pemprov Jakarta Gelar Pemutihan Denda Plus Diskon Pajak Kendaraan

Biasanya sudah ada rekomendasi berapa tekanan angin yang diperlukan untuk mobil tertentu oleh pabrikan mobil. Pemilik kendaraan bisa melihat stiker ukuran yang ada pada bagian pintu mobil.

On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, tekanan udara ban sebaiknya disesuaikan dengan beban kendaraan, yakni saat kendaraan kosong atau pun berisi penuh.

Alat pantau tekanan angin digitalStanly/Otomania Alat pantau tekanan angin digital

“Saat kendaraan dalam kondisi kosong, ban tidak perlu tekanan udara yang tinggi agar tetap nyaman nyaman. Selain itu, ban juga tidak terlalu keras, keausan ban baik, dan fungsi rem optimum,” kata Zulpata kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ada Diskon dan Hapus Sanksi Pajak Kendaraan untuk Warga Jakarta

Zulpata menambahkan, ketika mobil membawa muatan penuh maka tekanan udara ban juga harus disesuaikan agar ban bekerja secara maksimal.

“Kalau tekanan udara tidak sesuai maka performa dari ban juga bisa berkurang. Misalnya ketika mobil kosong namun tekanan udaranya untuk mobil penuh,” tuturnya.

Jika ini dilakukan maka efeknya akan terasa saat mobil dikendarai, misalnya kendaraan menjadi tidak nyaman karena ban terlalu keras.

tekanan udara banKompas.com/Fathan Radityasani tekanan udara ban

“Dampak lainnya seperti setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” ucapnya.

Baca juga: Ingat, Ganjil Genap Jakarta Masih Berlaku di 8 Titik Ruas Jalan Ini

Sebaliknya, Zulpata melanjutkan, jika kendaraan dalam kondisi penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil jadi tidak stabil saat dikemudikan.

Selain itu, tekanan angin yang kirang akan membuat kinerja ban tidak optimal. Hal ini dapat menyebabkan dinding ban akan lebih cepat rusak karena memikul beban kendaraan yang terlalu berat.

Sebaiknya, isi angin ban sesuai dengan rekomendasi pabrik. Hal ini selain menujang performa kendaraan juga akan membuat ban lebih awet dan tahan lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com