Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gesits Harap Indonesia Segera Bikin Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 17/06/2021, 13:12 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gesits, berharap Indonesia segera membuat baterai motor listrik sendiri, supaya harga jual sepeda motor listrik karya anak bangsa itu bisa ditekan.

Trihari Agus Riyanto, dari PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) selaku manufaktur dan prinsipal Gesits, mengatakan, jika Indonesia memproduksi baterai sendiri maka harga baterai bisa ditekan sampai 40 persen.

Baca juga: Wujud Dream Coach Milik PO Sinar Jaya Mulai Terlihat

"Mudah-mudahan 3-4 tahun ke depan Indonesia sudah bisa bikin baterai sendiri dan bisa lebih murah lagi, bisa 40-50 persenan bisa berkurang, itu yang akan bisa dinikmati oleh masyarakat," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Moeldoko jajal Gesits di pabrik WIMAFoto: Gesits Moeldoko jajal Gesits di pabrik WIMA

Tri mengatakan, selain dinamo (motor pengerak) dan kontroler, baterai merupakan salah satu komponen paling mahal pada motor listrik.

Sehingga kata Tri, dengan menekan harga baterai akan berpengaruh pada harga jual keseluruhan. Harga produk bisa lebih kompetitif di pasar.

Tri mengakui bahwa salah satu tantangan untuk memasarkan produknya ialah soal harga dan cara pandang masyarakat yang masih ragu menggunakan motor listrik.

Baca juga: Ketahui 12 Jenis Kerusakan Motor dari Kedipan Lampu MIL

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi pabrik motor listrik GesitsDok. Gesits Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi pabrik motor listrik Gesits

Saat ini Gesits dijual dengan harga Rp 28.700.000 on the road (OTR) Jakarta, dan Rp 29.200.000 lengkap dengan surat untuk wilayah Tangerang.

Padahal kata Tri, kualitas baterai yang dipakai Gesits tidak sembarangan. Spesifikasinya mengusung baterai Lithium Ion 5.000 Wh. Jika terisi penuh, motor bisa menempuh jarak hingga 50 Km.

"Karena baterai kita, itu nikel, mangan, kobalt. Nikelnya 80 persen, mangan 10 persen dan kobalt 10 persen. Nikel ini terbesar di dunia di Indonesia, ini kita arahnya ke sana. Kalau yang lain saya tidak tahu jenisnya," kata Tri dalam wawancara sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com