Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kerja Mesin Sepeda Motor 4-Tak

Kompas.com - Diperbarui 25/04/2023, 03:36 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor masih tercatat sebagai kendaraan terbanyak di Indonesia. Faktor ekonomis masih belum bisa tergantikan oleh moda transportasi umum, sehingga kerap masih jadi andalan masyarakat.

Mesin sepeda motor yang ditawarkan di Indonesia berdasarkan prinsip kerjanya dibagi menjadi dua, yaitu mesin 2-tak dan 4-tak.

Namun, kebanyakan mesin sepeda motor pada saat ini sudah menggunakan mesin 4-tak. Penggunaan mesin 2-tak sudah dibatasi dengan regulasi pemerintah yang berkaitan dengan emisi gas buang.

Baca juga: Jelang Peluncuran Brosur Toyota Raize Bocor, Simak Fitur-Fiturnya

Kini sepeda motor dengan mesin 4-tak lebih diminati dalam pemakaian sehari-hari. Pasalnya selain emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan, motor dengan mesin 4-tak dinilai lebih hemat bahan bakar daripada mesin 2-tak.

Mesin eSP+ pada Honda PCX 160Dok. AP Honda Mesin eSP+ pada Honda PCX 160

Ada beberapa sepeda motor yang pada awalnya memiliki mesin 2-tak kemudian berevolusi menjadi mesin 4-tak, diantaranya adalah Kawasaki Ninja dan Suzuki Satria. Lantas bagaimana sistem kerja mesin 4-tak pada sepeda motor?

Baca juga: Bocah Setir Truk Trailer di Jalan Tol, Sudah Sering Terjadi

Dilansir dari Motor Plus pada Senin (26/4/2021), mesin 4-tak memerlukan empat tahapan atau empat langkah piston dalam sekali siklusnya untuk menghasilkan tenaga mesin. Yakni Langkah hisap, langkah kompresi, langkah kerja, dan langkah pembuangan.

Cara kerja mesin 4-tak Cara kerja mesin 4-tak

  1. Langkah Hisap (intake)
    Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah. Secara bersamaan klep isap antara karburator dan ruang bakar terbuka. Hal ini membuat campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder.

  2. Langkah Kompresi (compression)
    Disini piston bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati atas, hal ini mengakibatkan klep isap dan klep buang tertutup. Piston yang naik akan memampatkan campuran bahan bakar dan udara di ruang silinder hingga suhu udara menjadi tinggi.

  3. Langkah Kerja atau Pembakaran
    Akibat kompresi bahan bakar dan udara dalam tekanan dan suhu tinggi, busi akan menyala dan memercikkan bunga api yang membakar campuran bahan bakar dan udara yang sudah panas.

    Terjadilah ledakan tenaga yang membuat piston dari titik mati atas menuju titik mati bawah. Akibat gerakan piston yang menuju ke bawah menyebabkan kruk as berputar dan menghasilkan tenaga.

  4. Langkah Buang (exhaust)
    Setelah terjadi pembakaran tentu saja gas sisa pembakaran harus dibuang. Pada langkah ini piston kembali bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas yang secara bersamaan terjadi pembukaan pada klep buang. Gas sisa pembakaran akan keluar dari klep buang dan diteruskan melalui knalpot.

Mesin Motor.Shutterstock Mesin Motor.

Setelah langkah buang, siklus kerja mesin 4-tak akan kembali diulang lagi ke langkah hisap. Katup buang akan menutup dan katup hisap akan kembali terbuka saat piston turun ke titik mati bawah dan seterusnya.

Baca juga: Ini 15 Jenis Kendaraan yang Boleh Melintas Selama Masa Larangan Mudik

Pada satu kali siklus mesin 4-tak terjadi putaran kruk as sebanyak dua kali. Putaran tersebut dihasilkan dari langkah hisap 180 derajat atau setengah putaran, kemudian langkah kompresi setengah putaran, pada saat langkah kerja setengah putaran dan langkah buang setengah putaran.

Dua kali putaran kruk as tersebut yang menghasilkan tenaga atau langkah kerja dari mesin 4-tak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau