JAKARTA, KOMPAS.com - Musim hujan naik supermoto punya beberapa keunggulan. Pengendara lebih percaya diri jika ingin menerobos genangan air dan jalan rusak.
Meski demikian ada juga kelemahannya. Dicky Saputra, pemilik Kawasaki D-Tracker 150 tahun 2017, mengatakan, naik supermoto mesti tahan cipratan.
Karena supermoto merupakan motor adaptasi dari motor trail buat jalan aspal, sepatbor supermoto sedikit banyak masih bergaya motor buat garuk tanah.
Baca juga: Modifikasi Bergaya Supermoto Cocok buat Terobos Banjir
Kondisi ini membuat sepatbor kurang bisa menahan ciptaran air atau lumpur di jalan. Sehingga pengendara rentan kotor jika melewati jalanan becek.
"Apalagi sepatbor belakang saya copot cuma pakai segitiga yang kecil. Kalau hujan nyiprat ke punggung sampai kepala. Dari depan juga sama, ke tangan, dada, dan bagian kaki, sepatu, habis," kata Dicky kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Dicky mengatakan, memakai sepatbor belakang cukup membantu untuk menahan cipratan bagian punggung, tapi untuk sepatbor depan sama saja tetap nyiprat ke kaki.
Solusinya kata Dicky, saat musim hujan sebaiknya atur waktu perjalanan. Jika memang hujan dan tidak mau kena cipratan bisa dengan meneduh sampai hujan reda.
Baca juga: Punya Mobil Baru, Jangan Lupakan Servis Pertama
"Tapi paling aman itu pakai jas hujan. Mau nyiprat seperti apa aman karena cipratannya bakal kena ke jas hujan. Sepatu juga pakai sarung sepatu," katanya.
Karena supermoto tidak punya bagasi, Dicky mengatakan saat musim hujan ada baiknya memakai tas belakang kecil untuk menaruh barang-barang termasuk jas hujan.
"Taruh jas hujannya dimana, kalau saya pakai rak belakang kecil," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.