JAKARTA, KOMPAS.com - Suka tidak suka, dengan dimulainya pengembangan industri electric vehicle (EV) di Indonesia akan mempengaruhi banyak sektor.
Selain dunia otomotif, elektrifikasi juga mempengaruhi bisnis konvensional lainnya seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diolah PT Pertamina (Persero).
Menanggapi kondisi tersebut, rupanya Pertamina sudah memiliki strategi sendiri, apalagi perusahaan energi ini juga masuk dalam empat konsorsium BUMN yang mengembangkan industri baterai EV.
Heru Setiawan, CEO Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) Pertamina mengatakan, bakal melakukan pengalihan sebagian kilang BBM yang dikonversi menjadi petrokimia untuk mendukung pengembangan industri EV.
Baca juga: Optimisme Indonesia Bangun Ekosistem Industri EV Terbesar di ASEAN
"Misi Pertamina melalui transisi energi untuk bagaimana aset yang dimiliki relevan dengan EV. Kita sadari permintaan BBM akan turun, karena itu, untuk di sisi kilang nanti akan berkonversi selain menyediakan BBM juga dikonversi sebagian kapasitasnya menjadi petrokimia yang nantinya berhubungan juga dengan EV," ucap Heru dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) Percetapatan Industri EV bersama Komisi VII DPR RI, Senin (1/2//2021).
Produksi petrokimia melalui sebagai kilang Pertamina yang akan dikonversi, dilakukan untuk membuat bahan baku plastik yang lebih ringan. Nantinya bakal menggantikan pelat baja pada kendaraan konvensional atau berbahan bakar fosil.
"Sebagai besar (komponen) kendaraan listrik itu dalam rangka kompensasi beratnya beterai, karena itu pelat baja akan diganti ke plastik. Makanya kami ubah ke petrokimia untuk bahan baku EV atau beterai," ujat Heru.
Baca juga: Peta Jalan Pengembangan Baterai EV di Indonesia sampai 2027
Sementara untuk urusan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), Heru menjelaskan Pertamina ke depannya akan berkoordinasi dan menggandeng Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tujuannya tak lain untuk menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Dengan demikian, Heru mengatakan bakal ada sinergi yang dikombinasikan antara SPBU dan SPKLU.
"Akan di-combine (SPBU) dengan SPKLU," kata Heru.
Baca juga: Permudah Pemilik Kendaraan Listrik untuk Isi Baterai, PLN Hadirkan Charge-IN
Seperti diketahui, sebelumnya Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana, telah memaparkan bila konsorsium empat BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH) telah memiliki target-target hingga 2027 mendatang.
Mulai dari pembangunan infrastruktur SPKLU dan SPBKLU oleh PLN di tahun ini, produksi dan pengolahan nikel oleh Antam dam MIND ID, manufaktur produk hilir yang akan dilakukan Pertamina, serta hal-hal lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.