JAKARTA, KOMPAS.com – Pelek aluminium yang digunakan oleh perusahaan otobus (PO) memang sedang marak di Indonesia. Tampilannya yang mengilap serta bobotnya yang lebih ringan memang memiliki banyak keuntungan bagi penggunanya.
Misalnya seperti bisa memperpanjang usia pakai ban karena ringan dan kemampuannya melepas panas.
Namun dengan kelebihan tadi, pelek aluminium juga tetap bisa rusak seperti pelek besi standar dari pabrikan.
Belum lama ini tersebar foto di Instagram yang memperlihatkan pelek aluminium yang retak di bagian disc.
Kemudian di bagian peleknya dipotong untuk menjadi bukti klaim ke pabrikan pembuat pelek aluminium tersebut.
Baca juga: Razia Perusakan Knalpot, Ini Kata Produsen Knalpot Lokal
View this post on Instagram
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Bambang Widjanarko mengatakan, kerusakan pada bagian disc pelek bisa disebabkan oleh dua hal.
“Pertama kekencangan baut yang tidak merata antara satu dengan yang lainnya. Kedua, pada saat pemasangan baut, mur, tromol dalam keadaan tidak bersih,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Jumat (8/1/2021).
Mengingat jumlah baut pelek bus sebanyak delapan atau 10 buah, cara memasangnya juga harus diagonal. Kemudian dikencangkannya juga bertahap, tidak langsung kencang agar kekencangannya sama setiap bautnya.
Baca juga: Honda PCX 160 Meluncur Duluan di Thailand, Pakai Pelek Belang
“Kalau melihat tenaga ahli waktu memasang pelek di negara maju, dia membersihkan drat pada bautnya dahulu dengan semprotan anti-karat. Semestinya baik drat baut maupun murnya harus dibersihkan semua waktu ingin memasang pelek,” kata Bambang.
Dengan kondisi disc yang retak ini, Bambang mengatakan tidak perlu terbentur dengan lubang, tapi bisa terjadi di mana saja ketika kekencangan baut tidak merata dan kotor. Berbeda kasusnya jika bibir pelek yang peang.
“Kalau bagian bibir pelek yang sumbing atau cuil, pasti itu akibat benturan. Tapi kalau bagian disc yang bermasalah, ya bisa di medan mana pun,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.