JAKARTA, KOMPAS.com – Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi percontohan pengembangan transportasi massal. Pasalnya, sejak Juli 2017 Jawa Tengah sudah mengembangkan bus sistem transit (BST) Trans Jateng dengan pola beli layanan (buy the service).
Dengan bis baru yang disiapkan oleh operator eksisting di masing-masing koridor, BST Trans Jateng melayani program transportasi umum yang diselenggarakan dalam wilayah aglomerasi.
Antara lain Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, Purwodadi), Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen Klaten), Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen).
Baca juga: Kijang Innova Tabrak Pagar Pembatas, Airbag Kenapa Tidak Mengembang?
Kemudian Purwomanggung (Purworejo, Magelang, Wonosobo, Temanggung), Bregasmalang (Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang), Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati), Petanglong (Pekalongan Batang, Kab. Pekalongan) dan Banglor (Rembang dan Blora).
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, mengatakan, pengembangan transportasi massal di daerah sangat bergantung pada komitmen politik pemimpin wilayah di daerah tersebut.
"Walau APBD Jawa Tengah tidak sebesar DKI Jakarta, Guberbur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah membuktikan itu. Dalam kurun tiga tahun sudah beroperasi lima koridor Bus Trans Jateng yang menghubungkan wilayah aglomerasi," ujar Djoko, dalam keterangan tertulis (4/1/2021).
Baca juga: Ini Penyebab Nissan Mengalami Kerugian Besar
Untuk diketahui, dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Jateng 2018-2023 mentargetkan untuk mengoperasikan 7 koridor.
"Pengelolaan Bus Trans Jateng diselenggarakan oleh Balai Trans Jateng di bawah Dinas Perhubungan Jawa Tengah,” ucap Djoko.
“Balai Trans Jateng juga sudah mengembangkan inovasi smart transportation aplikasi Si Anteng yang dapat memberikan layanan lebih baik kepada pelanggan atau pengguna Bus Trans Jateng," katanya.
Baca juga: Cek Harga Mobil Murah Januari 2021, Brio dan Calya Mulai Rp 140 Jutaan
Lewat aplikasi Si Anteng yang diunggah di play store, pelanggan dapat mengetahui gambaran pergerakan bus, jam kedatangan di masing-masing halte lewat smartphone pribadi.
Hal ini tentu dapat membaut perjalanan lebih efisien, karena pelanggan tinggal membuka Si Anteng sebelum melakukan perjalanan.
Selanjutnya, Pemda Jawa Tengah mengembangkan sistem pembayaran non tunai (cashless) dapat terwujud 2021 dari penyedia perbankan dan lembaga keuangan.
Integrasi pembayaran seperti itu saat ini juga dapat dilakukan Bus Trans Jateng rute Terminal Tirtonadi (Kota Surakarta) – Terminal Sumber Lawang (Kab. Sragen) dengan Batik Solo Trans (BST) dan KRL Yogyakarta – Surakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.