JAKARTA, KOMPAS.com – Nissan mengakui melakukan sejumlah kesalahan yang membuat perusahaan merugi. Salah satu alasan yang membuat Nissan mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir terjadi karena kesalahan strategi bisnis.
Ashwani Gupta, COO Nissan Motor Corporation, mengatakan, kesalahan ini terjadi di bawah kepemimpinan Carlos Ghosn.
Sosok Ghosn dinilai kontroversial karena dituduh membuat laporan hasil pendapatan yang diperkecil serta memasukkan hutang pribadi ke rekening tempatnya bekerja.
Baca juga: Mitsubishi Siap Hadirkan SUV Listrik e-Evolution
Akan tetapi, Ghosn juga seseorang yang mampu menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan. Bahkan membuat aliansi tiga perusahaan di bawah Renault-Nissan-Mitsubishi.
Kala itu, pabrikan yang bermarkas di Yokohama, Jepang, ini menargetkan mampu mencapai 8 persen pangsa pasar global dan 8 persen margin keuntungan.
Tapi kenyataannya, pangsa pasar Nissan hanya meraih 5,8 persen. Nissan juga mengalami kerugian biaya operasional 40 juta yen, serta kehilangan 671 juta yen pada tahun fiskal berikutnya.
Baca juga: Cerita Ribuan Kendaraan Dipaksa Putar Balik Saat Menuju Puncak
Gupta menilai, kerugian yang dialami perusahaan turut disumbang karena Nissan bertahan dengan model-model lama.
Akibatnya mobil Nissan tidak laku di pasaran, lantaran produk-produk yang tersedia kurang kompetitif.
“Kami melangkah terlalu cepat untuk berkembang di dunia, dengan harapan pasar mobil global akan tumbuh dan kinerja penjualan kami akan sangat baik, namun kedua hal tersebut tidak terjadi,” ujar Gupta, kepada Car Magazine, seperti dilansir (3/1/2021).
Baca juga: Biar Tak Salah, Ini Arti Marka yang Ada di Jalan
“Banyak line-up Nissan yang tidak bisa bersaing di pasar. Semua tergantung investasi, kalau tidak ada modal maka tidak punya model baru. Jadi, mari berpikir rasional,” katanya.
Untuk menutupi kerugian yang dialami, Nissan di bawah kepemimpinan Gupta, mulai melancarkan berbagai macam strategi.
Misalnya menutup pabrik yang tidak menguntungkan seperti di Spanyol dan Indonesia. Kemudian produksi Datsun di Rusia yang sudah dihentikan.
Baca juga: Kendaraan yang Pajaknya Mati Tetap Bisa Ditilang, Ini Penjelasannya
Ke depan, Nissan bersama Renault akan fokus menggarap pasar yang masih menguntungkan misalnya di Amerika Serikat, China, dan Jepang, dengan mengandalkan produk elektrifikasi Nissan Note dan Leaf.
Bicara soal produk baru, Nissan juga sudah menargetkan peluncuran 12 mobil baru sampai akhir 2021 lewat rencana jangka pendek ‘Nissan Next: From A to Z’.
Dalam potongan video yang pernah diunggah, nama mobil Nissan tersebut meliputi Armada, Frontier, Kicks, Note, Qashqai, Pathfinder, Rogue, Terra, X-Trail, hingga Z Proto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.