JAKARTA, KOMPAS.com – Fasilitas laboratorium biasanya hanya ditemukan di rumah sakit besar. Daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki rumah sakit besar menjadi kesulitan untuk mendapatkan hasil laboratorium yang akurat.
Oleh karena itu, karoseri Laksana berkolaborasi dengan PT Duta Cemerlang Motor (Hino) dan Merapi dan Vinadia (Laboratorium) untuk membuat bus Bio Laboratorium. Tujuannya sebagai laboratorium di daerah-daerah terpencil.
Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman mengatakan, bus laboratorium ini digunakan untuk kebutuhan lab pada umumnya, namun karena kondisi pandemi, nantinya akan digunakan untuk pengetesan PCR dan SWAB test.
Baca juga: Yamaha Rilis All New Aerox 155 Versi MotoGP
“Bus ini digunakan untuk menjangkau area-area terpencil yang mungkin tidak tersedia fasilitas rumah sakit atau laboratorium,” ucap Stefan dalam acara memperkenalkan Bio Smart & Safe Bus dan Bus Bio Laboratorium ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin, (14/12/2020).
Untuk spesifikasinya, Export Manager karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, bus Bio Laboratorium ini memakai bodi Tourista dengan lampu belakang model Nucleus, memakai sasis Hino FC.
“Kemudian pintu belakangnya memang berbeda karena untuk jalan masuk ke bio labnya yang dibuat kedap,” ucap Werry kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Hilang di Situs Resmi, Isuzu Panther Resmi Pamit?
Kemudian untuk kabinnya, dibuat enam ruangan terpisah. Pertama ada ruang pengemudi dan penumpang, ruang PCR, ruang ekstraksi, ruang ganti APD, ruang antara, dan ruang lepas APD.
“Semua ruangan sudah sesuai standar Bio Safety Cabinet Level 2 dan Kementerian Kesehatan mengenai spesifikasi teknis laboratorium berjalan. Kemudian akses keluar masuk juga terpisah untuk mencegah kontaminasi,” kata Werry.
Untuk fasilitas yang ada di kabinnya, tersedia mesin ekstraksi RNA, Pass Box dari luar ke ruang ekstraksi dan dari ruang ekstraksi ke ruang PCR, PCR workbench, Mesin real time PCR, freezer, chiller, HEPA filter, water supply dan CCTV.
“Proses pembuatan bus Bio Laboratorium ini cukup kompleks karena banyak faktor yang perlu diperhitungkan sesuai standar pembuatan laboratorium,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.