JAKARTA, KOMPAS.com - Bagian kaki-kaki pada mobil memiliki peran yang cukup vital, salah satunya adalah untuk menyangga beban kendaraan. Oleh sebab itu, kondisi karet pembungkus pelek ini harus tetap terjaga, terutama tekanan udara di dalamnya.
Hanya saja, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, tidak sedikit pemilik mobil yang menyepelekan kesehatan ban pada kendaraannya.
Apalagi, dengan adanya kebijakan untuk bekerja di rumah atau work from home (WFH), seperti membiarkan mobil terparkir dengan kondisi tekanan udara pada tidak sesuai atau bahkan kempis.
Baca juga: 7 Tahun Kebersamaan Komunitas Pecinta Mobil Putih
Dalam keadaan seperti itu, potensi kerusakan pada bagian kaki-kaki pun sangat besar, terutama telapak karet ban yang harus menahan beban cukup berat dan dalam keadaan tidak ada udara.
Jika hal ini dibiarkan dan berlangsung lama, bukan tidak mungkin permukaan ban bisa rusak.
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, kerusakan ban sangat bisa terjadi jika ban terlalu lama dibiarkan kempis.
“Kalau sampai dalam waktu yang lama ban dibiarkan kempis bisa saja rusak, sementara ban tersebut masih harus memanggul bodi mobil yang cukup berat,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pilihan Obat Ganteng untuk Motor Trail
Zulpata melanjutkan, dalam kondisi parah, kerusakan yang terjadi adalah pada permukaan telapak ban akan menjadi flat. Dia mengistilahkan kondisi ini adalah flat spot, yakni sebagian telapak ban menjadi pipih.
“Dalam waktu yang lama kondisi tertentu akan mendekati permanen, jadi kalu dipakai akan lebih terasa getaran,” ucapnya.
Selain itu, Zulpata mengatakan, kerusakan lain yang bisa saja terjadi adalah kerusakan pada bagian dinding ban. Ban yang kekurangan tekanan udara atau bahkan kempis dipaksa menopang beban mobil akan membuat dinding ban retak-retak.
“Apabila kendaraan diparkir di tempat yang kadang kering kadang kehujanan, secara waktu yang lama, sehingga terjadi kerusakan ozone crack, yaitu munculnya garis-garis rambut di sekeliling dinding samping ban,” katanya.
Menurut Zulpata, kerusakan tersebut terjadi karena adanya proses kimia dan ban terkendala udara.
Untuk itu, dirinya menyarankan agar selalu memperhatikan tekanan udara pada ban sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan. Tentunya dengan menjaga tekanan udara, ban akan lebih awet dan meminimalisasi dari kerusakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.