JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai mobil bertransmisi otomatis atau matik memang memberikan tingkat kenyamanan yang berbeda dibandingkan mobil manual.
Apalagi jika jalur yang dilewati memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi bahkan rawan terjadi kemacetan seperti di kawasan puncak.
Pengemudi tidak perlu repot-repot menginjak pedal kopling dan ganti-ganti transmisi hanya untuk menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang ada.
Hanya saja, tidak sedikit yang khawatir saat mengendarai mobil matik di kawasan puncak. Salah satunya karena mobil dengan transmisi otomatis ini dipercaya lebih rawan mengalami rem blong.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan
Benarkah, anggapan bahwa mobil matik lebih rawan mengalami rem blong dibandingkan mobil manual?
Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, mobil matik yang mengalami rem blong disebabkan karena pengemudi terlalu sering menginjak pedal rem.
Perilaku ini membuat sistem pengereman bekerja secara berlebihan efeknya adalah terjadi panas panas sehingga timbul vapor lock yaitu minyak rem mendidih.
“Terlalu sering menggunakan rem pada mobil matik bisa menyebabkan timbul uap air pada saluran sistem pengereman, sehingga rem ada udaranya atau blong,” kata Didi kepada Kompas.com, Kamis (29/10/2020).
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
Menurutnya, selama ini banyak pengemudi yang belum paham mengenai cara menggunakan engine brake pada mobil matik.
Sehingga, pengemudi lebih sering menggunakan rem untuk menahan laju kendaraannya dibandingkan harus memindahkan transmisi lebih rendah.
“Mungkin masih banyak pengguna yang belum tahu cara membantu pengereman dengan engine brake di matik. Kalau jalan menurun, untuk mobil matik pindahkan gigi ke lebih rendah, sehingga pengereman bisa dibantu dengan mesin/engine brake,” ujarnya.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia
Dengan begitu maka laju kendaraan bisa ditahan dengan putaran mesin saat transmisi dipindah ke yang lebih rendah.
Cara ini juga membantu sistem pengereman agar tidak bekerja terlalu keras untuk menahan laju kendaraan yang bisa menyebabkan vapor lock.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.