Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Over Dimension Truk Mengubah Distribusi Beban Bisa Membahayakan

Kompas.com - 06/09/2020, 16:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comTruk over dimension over loading (ODOL) masih marak terlihat di jalanan. Selain itu, program pemberantasan truk ODOL juga ditunda yang semula dijadwalkan akan diterapkan pada 2020, menjadi awal Januari 2023.

Maksud dari over dimension pada truk ODOL ini yaitu dimensi truk yang diubah dari spesifikasi pabrikan, mulai dari panjang sasis, sampai ukuran bak pengangkut yang terlalu tinggi. Ubahan tersebut membuat distribusi beban jadi tidak standar.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, sudah ada dimensi kendaraan yang sesuai dengan uji tipe dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca juga: Biaya Resmi Mutasi dan Balik Nama Kendaraan Bermotor

Truk penuh muatan parkir di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Babel, Senin (22/6/2020).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Truk penuh muatan parkir di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Babel, Senin (22/6/2020).

“Dasar pemberian Surat Rekomendasi Uji Tipe (SRUT), distribusi beban kendaraan memang terbagi 15 persen ditanggung oleh as bagian depan dan 85 persen oleh as roda di bagian belakang,” ucap Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.

Bambang menjelaskan, jika ada kendaraan yang over dimension, berarti dianggap menyalahi perhitungan teknis spesifikasi kendaraan yang bisa membahayakan. Perbandingan distribusi bebannya jadi berubah, yang depan mengecil dan belakang membesar.

Baca juga: Ini Syarat dan Alur Mutasi Kendaraan Bermotor

Truk dengan dimensi yang berlebihan dan memiliki distribusi beban yang lebih besar, biasa dimanfaatkan untuk mengangkut barang yang lebih besar. Oleh karena itu, hal ini truk yang over dimension, bisa over loading juga.

“Kerusakan yang disebabkan dari over dimension dan salah perhitungan distribusi beban di truk yaitu sasis patah, pemakaian ban jadi boros, bearing juga lebih pendek umurnya,” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau