Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Model Rem Udara Bus dan Truk, Ada yang Full dan Semi

Kompas.com - 03/09/2020, 20:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKendaraan niaga seperti truk dan bus memiliki beban yang besar, bahkan bisa sampai belasan ton. Untuk menghentikan laju truk dan bus, tidak bisa menggunakan peranti rem yang sama dengan kendaraan kecil.

Oleh karena itu, sistem rem yang digunakan pada truk dan bus yaitu rem udara. Rem udara merupakan sistem pengereman yang menggunakan tekanan udara untuk menekankan kampas rem ke tromol atau cakram.

Udara yang digunakan pada rem udara berasal dari kompresor kemudian disimpan di air tank. Ketika pedal rem diinjak, udara dari air tank dialirkan ke brake chamber yang mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis yang menggerakan kampas rem.

Baca juga: Model Baru Segera Meluncur, Diskon Yaris Lama Tembus Rp 20 Juta

Rem udaratruckmagz.com Rem udara

Umumnya, rem udara terbagi menjadi dua, semi dan full air brake. Semi air brake masih memanfaatkan tenaga hidraulis untuk menggerakkan kampas remnya. Sedangkan full air brake sudah sepenuhnya menggunakan tekanan udara.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, dalam soal keamanan, model full air brake lebih aman dibanding yang semi air brake karena faktor pengisian air tank nya.

“Semi air brake jika baru pertama dinyalakan dan air tanknya kosong, masih bisa dipakai jalan. Sedangkan full air brake, jika air tank kosong, rem akan mengunci, jadi tidak bisa berjalan,” ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Salah Kaprah Tentang Lampu yang Kerap Dilakukan Pengemudi

Air tank pada sistem full air brake harus terisi sampai batas tekanan minimal baru rem bisa dibuka. Hal seperti ini tentunya bisa mengurangi tingkat kecelakaan karena kekurangan angin yang membuat pengereman kurang maksimal.

Oleh karena itu, sering kali melihat bus atau truk yang menyalakan mesinnya dalam beberapa waktu sebelum beroperasi. Karena biasanya kompresor untuk mengumpulkan angin ini terhubung dengan mesin kendaraan.

Modifikasi yang tidak benar pada air tank juga sangat tidak disarankan. Jika terjadi kebocoran pada air tank, tentunya sistem pengereman utama bus dan truk menjadi tidak berfungsi atau blong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau