Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Pengemudi yang Salah dan Masih Disepelekan Saat Menyetir

Kompas.com - 14/05/2020, 11:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.comMenyetir mobil merupakan keahlian yang bisa dilatih. Namun, ada juga kebiasaan yang disepelekan namun tetap dilakukan padahal bersifat tidak aman.

Alasannya, karena sudah menjadi kebiasaan, kadang pengemudi tidak sadar kalau hal tersebut bisa membahayakan.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC) di Depok, mengatakan kebiasaan yang tidak aman, misalnya menginjak pedal kopling ketika melintasi turunan. Posisi kaki yang kerap menempel di pedal kopling dan tangan menggenggam setir.

Baca juga: Begini Aturan Bawa Penumpang Mobil Saat Mudik Lokal di Jabodetabek

“Menginjak pedal kopling ketika turunan tidak sesuai dengar standar yang aman. Hal tersebut bisa menyebabkan mobil turun dengan kecepatan yang tidak bisa dikontrol pengemudi,” kata Marcell kepada Kompas.com belum lama ini.

Masih tentang pedal kopling, Marcell mengatakan kalau kaki yang selalu menempel pada pedal kopling juga kebiasaan yang salah. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh pengemudi yang takut mesinnya mati, padahal bisa membuat kampas kopling cepat aus dan kaki pengemudi cepat pegal.

Cara memegang setir juga ada caranya. Sebaiknya tidak menggunakan hanya satu tangan untuk mengolah setir, itu kebiasaan yang salah dan membahayakan. Selain itu tangan tidak boleh menggenggam setir.

Tombol seperti paddle shift di setir memudahkan pengoperasiannya.captured via Youtube Tombol seperti paddle shift di setir memudahkan pengoperasiannya.

“Kalau setir dibayangkan seperti jam, letakkan tangan kanan di jam tiga dan tangan kiri di jam sembilan dengan ibu jari tidak menggenggam setir. Mengapa, karena ketika airbag mengembang, tidak melukai jempol pengemudi,” ucap Marcell.

Pada kesempatan yang berbeda, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan di beberapa daerah, masih ada salah kaprah penggunaan lampu hazard sebagai indikator untuk berjalan lurus di persimpangan.

“Penggunaan lampu hazard sebagai indikator jalan lurus masih digunakan di beberapa daerah. Tentu saja hal tersebut salah kaprah, jika dilakukan malah membuat bingung pengendara lainnya dan bisa menyebabkan kecelakaan,” ujar Jusri.

Baca juga: Daftar Harga Lelang MPV Murah, Toyota Avanza Mulai Rp 57 Jutaan

Melakukan sejumlah kesalahan seakan menjadi hal yang lazim bagi pengemudi pemula. Namun ada hal yang harus diperhatikan agar tidak mengakibatkan kesalahan yang fatal.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana angkat bicara. Menurut Sony kesalahan pengemudi pemula adalah kurangnya pemahaman tentang kendaraan dan operasional.

Ilustrasi injakan pedal gas yang pengaruhi besaran angka rpm pada takometer.FMMOTORPARTS.com Ilustrasi injakan pedal gas yang pengaruhi besaran angka rpm pada takometer.

"Pengemudi pemula biasanya melakukan injak pedal tidak lembut, sering slip pedal gas dan kopling (untuk mobil manual). Sehingga kendaraan bergerak tersendat bahkan terkadang responnya lama," jelas Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Sony melanjutkan, hal yang paling berbahaya saat pengereman, biasanya terjadi pada mobil matik.

"Pengemudi sering melakukan pengereman mendadak. Ini kerap terjadi pada mobil matik," lanjut Sony.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau