Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Jarang Digunakan selama WFH, Harus Tetap Rutin Ganti Oli

Kompas.com - 10/04/2020, 11:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona atau covid-19 masih berlangsung di Jakarta dan Indonesia. Salah satu kebijakan yang lahir karena kondisi ini, adalah bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) yang masih berlangsung, sampai batas waktu belum ditentukan.

Kondisi ini tentunya akan membuat kendaraan kesayangan jarang digunakan, hanya menganggur di garasi. Imbasnya jarak tempuh kendaraan juga cenderung lebih kecil dibandingkan mobil yang selalu digunakan.

Saat kondisi seperti ini, kebanyakan pemilik mobil beranggapan bila mobil jarang digunakan otomatis akan membuat umur pakai komponen lebih awet. Salah satunya seperti pergantian oli mesin yang dianggap bisa lebih lama karena jarak tempuh pergantiannya belum tercapai.

Baca juga: Tips Panaskan Mobil Saat WFH Tanpa Boros Bahan Bakar

Namun, anggapan tersebut tidak dibenarkan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, Suparman, menurutnya, oli memiliki masa pakai yang bukan hanya tergantung pada jarak tempuh kendaraan saja, tetapi juga pada waktu pemakaian.

Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGCSHUTTERSTOCK Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGC

“Meski jarang digunakan dan angka kilometer belum menunjukan ketentuan untuk mengganti, tapi bila waktunya sudah harus ganti ya tetap diganti. Jadi meski mobil jarang digunakan tapi masa waktu pemakaian komponen sudah habis, harus segera dilakukan pergantian,” Kata Suparman kepada Kompas.com belum lama ini di Jakarta.

Baca juga: Mobil Lama Diparkir, Waspada Rem Jadi Seret?

Suparman melanjutkan, dari segi ketentuan, pergantian pelumas mesin sebenarnya sudah memiliki aturan. Bila mengambil batasan dari jarak tempuh baiknya dilakukan setiap 10.000 km, sementara untuk kisaran waktu paling telat dilakukan setiap enam bulan sekali.

Setiap pelumas mesin mengandung zat adiktif yang sifatnya tidak bertahan lama. Zat tersebut biasanya dicampur jadi sebuah formula khusus untuk memberikan perlindungan lebih optimal bagi komponen mesin. Misal, mencegah proses korosi atau meredam panas yang berlebih.

“Zat pada oli tidak bertahan lama, walau mobil jarang jalan tapi harusnya tetap dilakukan agar fungsi kandungan adiktif pada oli tetap optimal. Belum lagi dengan kondisi oli yang kotor kena serpihan saat mengendap terlalu lama dibawah mesin,” kata Suparman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com