Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang yang Sedang Sakit Dilarang Naik Bus AKAP

Kompas.com - 09/04/2020, 18:45 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penyebaran virus corona atau covid-19 yang semakin meluas membuat pemerintah memberi anjuran untuk tetap di rumah.

Bahkan untuk mencegah penyebaran virus meluas, beberapa program mudik gratis dibatalkan.

Dibatalkannya program mudik gratis bukan berarti mudik dilarang, hanya saja pemerintah tidak menyarankan orang untuk pergi ke kampung halamannya. Dikhawatirkan orang dari pusat kota akan memperluas penyebaran virus corona.

Keadaan yang seperti ini membuat penumpang mempertimbangkan ingin pergi ke kampung halamannya atau tidak. Hal ini menyebabkan penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) ikut menurun.

Baca juga: Soal PSBB Jakarta, Ini Tuntutan Pengemudi Taksi dan Ojek Online

Ilustrasi bus AKAP di sebuah terminaltribunnews.com Ilustrasi bus AKAP di sebuah terminal

Walaupun sepi penumpang, bus AKAP tetap harus beroperasi, karena masih ada orang yang membutuhkan moda transportasi tersebut.

Lalu bagaimana protokol kesehatan yang dilakukan oleh bus AKAP untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona?

Adi Prasetyo, Direktur Operasional PO Maju Lancar, mengatakan, kalau protokol kesehatan yang dilakukan mengikuti apa yang diminta oleh pemerintah.

Baca juga: Pemotor Dilarang Boncengan Saat PSBB, Hati-hati Juga di Lampu Merah

“Protokolnya seperti isi bus hanya 50 persen dari kapasitas penumpang. Melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang saat sebelum naik bus. Lalu di tempat tujuan saat di terminal tipe A sudah tersedia alat pengecekan,” ucap pria yang biasa disapa Didit kepada Kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Selain melakukan hal tersebut, ketika penumpang sudah di bus, akan ditanyai apakah sedang kurang sehat atau tidak. Jika penumpang merasa tidak sehat, diminta untuk tidak melanjutkan perjalanan.

“Kalau sebelum berangkat sakitnya, kita hubungi keluarganya untuk menjemput penumpang yang sakit tersebut dan tiket bisa dikembalikan secara penuh,” kata Didit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau