Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rem Skutik Sering Blong Saat di Turunan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 10/04/2020, 09:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mengendarai skuter matik (Skutik) memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda dibandingkan dengan sepeda motor bebek atau bahkan motor sport.

Pengendara motor dengan transmisi otomatis ini tidak perlu repot-repot memindah gigi transmisi untuk mengganti kecepatan.

Semuanya sudah diatur secara otomatis sehingga pengendara hanya tinggal puntir gas dan main rem saja untuk berhenti atau mengurangi kecepatan.

Tetapi, banyak pengendara skutik yang kurang menyadari bahwa ada bahaya yang bisa saja terjadi saat mengendarai motor perkotaan tersebut.

Baca juga: Ini Warna Motor Bekas yang Kurang Diminati Pembeli

Salah satunya yang sering terjadi adalah rem blong dan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kejadian ini sering terjadi di kawasan puncak di mana skutik sering melaju di jalur turunan.

Saat melaju di jalur turunan, otomatis pengendara akan lebih banyak menggunakan rem untuk menahan laju kendaraan agar lebih mudah dikendalikan.

Hanya saja, tidak banyak yang menyadari bahwa terlalu sering menggunakan penghenti laju kendaraan juga bisa berdampak pada kepakeman rem.

Pemilik bengkel spesialis matik, Naranata Motor, Joko P kondisi ini disebabkan karena terjadinya pemuaian pada seal kaliper cakram.

Ilustrasi rem sepeda motorSHUTTERSTOCK Ilustrasi rem sepeda motor

Baca juga: Deretan Motor Matik Bekas, Ada yang Rp 4,5 Juta

Dampaknya, piston tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya dan menekan cakram atau macet.

“Rem kalau dipaksa terus bekerja akan menjadi panas, jika sudah panas seal di kaliper akan memuai sehingga membuat piston di kaliper menjadi macet,” kata Joko kepada Kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Sementara, lanjut Joko, kondisi piringan cakram juga panas sehingga membuat permukaannya akan menjadi lebih licin.

“Kondisi ini membuat kampas rem tidak bisa mencengkeram dengan sempurna dan membuat rem menjadi blong,” katanya.

Sebagai langkah antisipasinya, Joko menyarankan, agar pengendara tidak terus-terusan menggunakan rem saat melaju di turunan.

Ilustrasi kecelakaanautoaccident.com Ilustrasi kecelakaan

Baik rem depan maupun rem belakang jika dipaksakan akan membuat tingkat kepakeman rem juga akan berkurang.

“Kalau menggunakan rem di jalan turunan bergantian antara depan dan belakang, sehingga ada jeda untuk mendinginkan rem," ujarnya.

Baca juga: Motor Matik dengan Sistem Karburator Masih Banyak Dicari Konsumen

Tapi, kata Joko, biasanya pengendara akan menekan rem secara bersamaan yakni depan dan belakang dengan tujuan agar lebih pakem. 

"Tetapi yang terjadi justru rem depan maupun belakang menjadi panas semua dan tidak pakem,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau