JAKARTA, KOMPAS.com - Limbah sepeda motor gede (moge) atau copotan komponen moge, banyak digunakan untuk memodifikasi motor sport. Salah satu bagian yang dipakai adalah suspensi depannya.
Suspensi depan moge banyak digunakan karena rata-rata sudah menggunakan model upside down. Sebab, motor sport yang banyak dipasarkan di Indonesia umumnya menggunakan sokbreker model teleskopik.
Baca juga: Mengenal Istilah Limbah Moge di Dunia Modifikasi Motor
Rudy Gunawan, modifikator senior dari Berkat Motor di bilangan Ciledug, Tangerang, mengatakan, suspensi upside down yang paling laku atau familiar di Indonesia itu diambil dari Suzuki seri GSX-R.
"Banyaknya dari GSX-R400 dan GSX-R750. Sebab, sumbernya di Singapura, motor itu banyak sekali, laris sekali. Jadi, barang-barang bekasnya banyak," ujar Rudy, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Rudy menambahkan, limbah moge di sana malah dibuang. Sekitar tahun 1995 atau 1997, di bengkel-bengkel motor di Singapura, suspensi upside down dibuang begitu saja di tempat sampah.
Baca juga: Moge Mesin Boxer Lama Menganggur, Perhatikan Cara Menghidupkannya
"Suspensi upside down moge jadul sudah tidak dipakai lagi di sana. Kalau kita minta pun dikasih, karena memang dianggap sampah," kata Rudy.
Menurut Rudy, seiring berjalannya waktu, banyak orang Indonesia yang mencari suspensi upside down limbah moge ke Singapura. Akhirnya, pemilik bengkel pun sadar dan limbah moge mulai dijual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.