Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Mengapa Pemotor Masih Terobos Jalur Transjakarta

Kompas.com - 31/01/2020, 08:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan pemotor yang menerobos jalur transjakarta hingga memadati jalur tersebut masih bisa dilihat setiap harinya. Padahal, jelas sudah ada larangan bahwa jalur tersebut khusus untuk bus transjakarta.

Budiyanto, pengamat transportasi, mengatakan, permasalahan lalu lintas yang sangat menonjol adalah masalah kemacetan. Sebab, pada umumnya jalan di Jakarta sudah mengalami over capacity.

Baca juga: Gotong Royong Angkat Motor dari Jalur Transjakarta Terulang Lagi

"Situasi ini diperparah dengan disiplin masyarakat pengguna jalan yang relatif rendah. Melihat
jalur busway yang relatif lengang, mereka kemudian menerobos jalur busway," ujar Budiyanto, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Pemotor gotong royong angkat motor dari jalur TransJakartaFoto: Tangkap layar Instagram Jakarta Info Pemotor gotong royong angkat motor dari jalur TransJakarta

Budiyanto menambahkan, padahal semua orang tahu bahwa jalur busway atau jalur transjakarta dibangun untuk kelancaran, keamanan, keselamatan, dan prioritas untuk kendaraan angkutan umum bus transjakarta. Ada beberapa hal yang menurutnya melatarbelakangi fenomena tersebut.

"Pertama, kurang maksimalnya pengawasan dan masih dengan cara-cara konvensional. Sehingga, belum dapat menjangkau seluruh koridor yang ada," kata Budiyanto.

Baca juga: Polisi Bakal Tegas Tindak Pemotor yang Melintas di Jalur Transjakarta

Selain itu, menurut Budiyanto, disiplin pengguna jalan yang relatif rendah, ditambah dengan tidak adanya petugas dan situasi macet. Hal-hal tersebut membuat pemotor berusaha untuk menerobos jalur transjakarta.

"Penegakan hukumnya juga kurang maksimal. Lalu, pada lokasi-lokasi tertentu tidak dipasang water barrier. Di beberapa lokasi juga diberlakukan mix traffic atau lalu lintas campuran, peluang untuk menerobos lokasi berikutnya," ujar Budiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau