JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan pemotor yang menerobos jalur transjakarta hingga memadati jalur tersebut masih bisa dilihat setiap harinya. Padahal, jelas sudah ada larangan bahwa jalur tersebut khusus untuk bus transjakarta.
Budiyanto, pengamat transportasi, mengatakan, permasalahan lalu lintas yang sangat menonjol adalah masalah kemacetan. Sebab, pada umumnya jalan di Jakarta sudah mengalami over capacity.
"Situasi ini diperparah dengan disiplin masyarakat pengguna jalan yang relatif rendah. Melihat
jalur busway yang relatif lengang, mereka kemudian menerobos jalur busway," ujar Budiyanto, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Budiyanto menambahkan, padahal semua orang tahu bahwa jalur busway atau jalur transjakarta dibangun untuk kelancaran, keamanan, keselamatan, dan prioritas untuk kendaraan angkutan umum bus transjakarta. Ada beberapa hal yang menurutnya melatarbelakangi fenomena tersebut.
"Pertama, kurang maksimalnya pengawasan dan masih dengan cara-cara konvensional. Sehingga, belum dapat menjangkau seluruh koridor yang ada," kata Budiyanto.
Selain itu, menurut Budiyanto, disiplin pengguna jalan yang relatif rendah, ditambah dengan tidak adanya petugas dan situasi macet. Hal-hal tersebut membuat pemotor berusaha untuk menerobos jalur transjakarta.
"Penegakan hukumnya juga kurang maksimal. Lalu, pada lokasi-lokasi tertentu tidak dipasang water barrier. Di beberapa lokasi juga diberlakukan mix traffic atau lalu lintas campuran, peluang untuk menerobos lokasi berikutnya," ujar Budiyanto.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/31/080200315/analisis-mengapa-pemotor-masih-terobos-jalur-transjakarta