JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang akhirnya dibuka jelang libur Natal dan Tahun Baru kemarin, dianggap memberikan dampak positif. Terutama dalam mengurai kepadatan lalu lintas yang biasa menjadi momok negatif di ruas tersebut.
Pemerhati masalah transportasi yang juga mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto, menjelaskan pada umumnya kondisi jalan baik arteri maupun tol sudah mengalami over capacity. Apalagi ditambah saat musim liburan seperti kemarin.
"Pada momen liburan panjang, mudik paling besar mengarah ke Jawa Barat, Tengah, dan Timur. Kendaraan bermotor dengan mobilitas tertinggi pada umumnya melewati Tol Jakarta-Cikampek-Cipali dan seterusnya. Dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tak terkendali berpotensi menimbulkan kemacetan karena over capacity," ujar Budiyanto dalam keterangannya, Senin (6/1/2020).
Baca juga: Catat, Ini Akses Masuk dan Keluar Tol Layang Jakarta-Cikampek
Lebih lanjut Budiyanto menambahkan, pertumbuhan kendaraan bermotor berbanding jauh dengan infrastruktur jalan. Bila kendaraan bisa menyentuh hingga level 11 persen, sementara pertumbuhan jalan hanya berkisar 1 persen.
Tak heran bila situasi kepadatan kerap terjadi, terutama di ruas Tol Jakarta-Cikampek baik pada hari biasa maupun liburan. Namun dengan keberadaan lintas atas atau elevated II yang membentang sejauh 36,3 km dapat dirasakan bila kontribusui kemacetan bisa terurai cukup baik.
Namun demikian, Budiyanto kembali mengingatkan pengendara yang akan melitasi agar tetap berhati-hati.
Pasalnya jalan tol layang tersebut berada diketinggian mencapai 18 meter dan memiliki kontruksi bergelombang karena mengikuti infrastruktur di bawahnya seperti adanya jembatan penyeberangan orang atau JPO.
Baca juga: Segera Berlaku, Berapa Tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek?
"Kontruksi pada saat di atas JPO dan simpang susun, menyesuaikan ketinggian, setelah itu flat kembali, belum tiupan angin yang kencang berpengaruh pada lajunya kendaraan (ada kesan bergelombang). Kemudian ditambah ada sambungan (expansion joint), selebar 1-1,4 meter sehingga terkesan tak rata," ucap Budiyanto.
Sebelum peresmian dan pembukaan, sempat viral penampakan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang sangat bergelombang.
Namun akhirnya Kepala BPJT Danang Parikesit, menjelaskan bila konstuksi pembangunan tol layang terpanjang di Indonesia tersebut dibangun dengan spesifikasi yang telah ditentukan standarnya.
Menurut Danang, karena tol layang tersebut dibangun di atas lahan yang sebelumnya sudah ada, maka pada konstruksinya telah dilakukan penyesuaian berupa peninggian elevasi struktur elevated dengan tetap memperhatikan kualitas pemenuhan ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku.
"Desain alinyemen vertikal untuk peninggian elevasi struktur elevated dimaksud memiliki kelandaian vertikal maksimal 3 persen, sehingga telah memenuhi ketentuan persyaratan kelandaian vertikal maksimum 4 persen untuk desain kecepatan 80 kpj tersebut, termasuk pemenuhan ketentuan jarak pandang henti kendaraan yaitu minimum 110 meter," ucap Danang dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tilang Elektronik Segera Berlaku di Tol Layang Jakarta-Cikampek
Terkait aspek struktur, konstruksi Jalan Tol Jakarta - Cikampek II (Elevated) telah dilakukan pengujian beban (loading test) serta desain yang telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan.
Tak hanya itu, Danang mengklaim jalan tol layang juga telah dilengkapi oleh fitur keselamatan berupa emergency U-turn di delapan titik lokasi dan 113 buah CCTV pemantau secara langsung.
Selain itu, akan dilengkapi dengan fitur keselamatan lainnya yang meliputi Emergency Exit Ramp di dua lokasi, hingga Emergency Parking Bay di empat titik lokasi yang akan ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.