JAKARTA, KOMPAS.com - Redaksi kembali menghadirkan foto sepeda motor spesial (collectible item) dalam bentuk goresan sketsa karya Oni Faristiwa. Liputan karya seni ini hadir reguler setiap Jumat, di kanal otomotif Kompas.com.
Kali ini, pada pekan ke-29 awak redaksi menghadirkan goresan sketsa motor ikonik yaitu Honda CB100. Khususnya CB100 K2 produksi tahun 1972-1975 yang biasa disebut CB Gelatik, dengan nomor serial mulai dari CB100-1200001.
Baca juga: Honda WIN, dari Motor Lurah jadi Mainan Anak Kustom
Nama CB Gelatik memang nyaring terdengar di pecinta motor lawas, apalagi Jepang klasik. Bentuknya yang minimalis menjadi kekuatan tersendiri. Bahkan CB-Series padda umumnya merupakan salah satu tonggak kesuksesan Honda di Indonesia.
"Dari segi desain simpel, minimalis. Dari stang tidak kelihatan kabel, gas juga pakai selongsong, shock depan tertutup, mesin juga lebih enak, desain lebih oke, bodinya juga hampir semua besi. Speedometer cuma satu, tidak ada indikator bensin cuma buat lihat km, " kata Surya Hidayat, selaku kolektor motor klasik.
Surya mengatakan, di zamannya CB Gelatik atau CB pada umumnya termasuk mahal. Pemiliknya ialah orang berduit, sedangkan yang kantungnya biasa saja lebih memilih model di bawahnya seperti S90, atau bebek C70.
"Di era itu CB-Series atau CB Gelatik khususnya sangat diminati, yang bisa beli adalah orang punya. Karena dia modelnya cukup tinggi. Kalau orang biasa paling belinya C70," katanya.
Baca juga: Honda Benly S110, Motor Impor Klasik dengan Mesin Unik
Nama CB Gelatik sempat naik lagi karena film Dilan 1990 beberapa waktu lalu, yang secara tak langsung kembali memperkenalkan motor ini ke orang awam. Tak pelak setelah film cinta anak SMA itu keluar, harganya pun sekarang mencuat.
"Sekarang yang benar benar CB Gelatik harganya mahal. Kemarin saya baru laku CB Gelatik Rp 22 juta, saya dapat dari orang pertama. Nah kalau di pasaran sekarang bisa Rp 25 juta, tapi kalau Gelatik asli ya," katanya.
Surya mengatakan, pecinta CB jadul khususnya CB Gelatik sangat banyak. Karena barangnya sudah sulit, tak ayal kini banyak yang membuat replikanya dari motor yang lebih muda.
"Sekarang kan banyak juga yang replika, pakai mesin GL 100 tapi bajunya CB," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.