Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan di Lampung, Kompetensi Sopir Truk dan Bus Dipertanyakan

Kompas.com - 17/09/2019, 12:15 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam jangka waktu kurang dari satu bulan, sudah banyak kecelakaan yang melibatkan kendaraan berukuran besar seperti truk dan bus. Setelah di Tol Cipularang, dan Bintaro kemarin 16 September 2019 terjadi lagi di Lampung.

Bahkan kecelakaan truk tangki CPO dan bus itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia. Belajar dari peristiwa itu, ada baiknya pengemudi harus mengutamakan keselamatan di jalan raya.

Baca juga: Belajar Dari Kecelakaan Tol Jagorawi, Begini Antisipasi Ban Pecah

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting mengatakan, setiap pengemudi wajib paham tentang keselamatan ketika di jalan raya, agar tidak terjadi kecelakaan.

Sejumlah korban tewas tampak ditutupi koran sesaat setelah kecelakaan truk bertabrakan dengan bus Rosalia Indah, Senin (16/9/2019).Tribun lampung/ Dokumen Polres Way Kanan Sejumlah korban tewas tampak ditutupi koran sesaat setelah kecelakaan truk bertabrakan dengan bus Rosalia Indah, Senin (16/9/2019).

"Selain mematuhi rambu lalu lintas, pengemudi juga harus melakukan istirahat setiap dua jam sekali," ujar Jusri ketika dihubungi Kompas.com belum lama ini.

Sementara itu, Isdanarto, Competence Development Head PT Wahana Inti Selaras (Volvo Trucks Indonesia) juga pernah mengatakan, salah satunya pengemudi harus tahu tentang blind spot atau titik yang tak dapat dilihat oleh sopir saat berkendara.

Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah tkp kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah tkp tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan delapan orang tewas pada Senin (2/9/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah tkp kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah tkp tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan delapan orang tewas pada Senin (2/9/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

“Namun truk memiliki blind spot, titik blind spot di truk itu hampir sama semua. Adanya di sebelah kiri mepet bodi, dan depan mepet bodi, juga belakang,” kata Isdanarto saat ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu.

“Makanya di area-area tersebut wajib ada spion, kalau Volvo rear view mirror ada dua, untuk melihat belakang dan ke arah bawah. Begitu juga spion di depan yang tanduk, itu untuk melihat bagian depan truk,” kata dia.

Truk yang sebabkan tabrakan beruntun di Cipularang Truk yang sebabkan tabrakan beruntun di Cipularang

Selain itu, faktor teknis lain penyebab kecelakaan truk, yaitu tentang kompetensi mengemudi dari sopir. Isdanarto berujar jika faktor manusia dalam kecelakaan bahkan bisa berkontribusi hingga 90 persen.

Baca juga: Panik Saat Ban Pecah, Lebih Baik Tambah Gas Ketimbang Injak Rem

“Pokoknya mau apapun faktornya, manusia mengambil porsi paling besar. Sementara lingkungannya (lalu lintas, cuaca, dan sebagainya) itu sekitar 30 persen, dan 10 persen dari truknya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau