Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sebut Minyak Rem karena Itu Salah

Kompas.com - 30/07/2019, 13:52 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan kata minyak rem merupakan hal yang salah. Cairan rem baik untuk mobil atau sepeda motor bukan berwujud minyak, sebaliknya, justru dapat menyerap molekul air atau disebut higroskopi.

Hal tersebut diungkapkan, Chief Mechanic Autochem Racing, Taqwa Suryo Swasono, yang mengatakan, higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi.

Baca juga: Pentingnya Ganti Minyak Rem, Cegah Rem Blong

“Kebanyakan pengguna kendaraan terkadang tidak mengerti apa itu cairan rem. Menyebutnya dengan minyak rem, padahal yang disebut cairan rem bukanlah minyak karena sifatnya higroskopis atau menyerap air, apalagi iklim tropis di Indonesia,” kata Taqwa di GIIAS 2019, belum lama ini.

Mengerem sepeda motor ada teorinya.mpm-motor.co.id Mengerem sepeda motor ada teorinya.

Karena sifatnya yang dapat mengumpulkan air maka cairan rem atau juga bisa disebut fluida rem rentan mengalami penurunan performa. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki tingkat kelembapan yang tinggi yaitu 60 - 80 persen.

Baca juga: Cara Kerja Sensor IMU dan Rem ABS di Honda Monkey

"Ini sangat berpengaruh terhadap kondisi cairan rem, dengan kandungan air sebanyak 3 perse,n titik didih cairan rem akan turun hingga lebih dari 100 derajat celsius," katanya.

Untuk menjaga kondisi cairan rem tetap maksimal Taqwa mengatakan sebaiknya ganti cairan rem setiap 10.000 km atau paling lambat sekitar 30.000 km. Sebab cairan rem yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja pengereman keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau