Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ban Berwarna Hitam?

Kompas.com - 17/06/2019, 15:42 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas ban yang beredar di pasar baik ban mobil atau sepeda motor saat ini berwarna hitam. Warna hitam muncul karena karet yang berwarna putih dicampur dengan berbagai bahan lain termasuk karbon hitam.

Menurut Jimmy Handoyo, Technical Service & Development Department Head ban FDR, karbon hitam ditambahkan dalam proses pembuatan sebagai pengisi pengembang agar karet ban mendapat volume yang sesuai.

Baca juga: BMW dan Mercedes-Benz Ikut Lelang Mobil Dinas Presiden

"Karbon hitam ditambahkan sebagai filler pengisi volume pada ban, kenapa tidak warna lain, karena sat ini carbon black paling mudah didapatkan bandingkan yang lain," kata Jimmy saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2018).

Meski saat ini mayoritas ban berwarna hitam, namun di awal penemuannya ban berwarna putih karena mengunakan karet murni. Ban warna hitam mulai tenar setelah produsen mulai menambahkan karbon hitam di penhujung Perang Dunia 1.

Selain sebagai pengisi, di awal penemuannya karbon hitam ditambahkan untuk memperkuat daya tahan ban. Setelah diteliti, senyawa karet yang ditambahkan karbon hitam disebut mempunyai umur pakai yang lebih lama.

Baca juga: Lorenzo Lolos dari Jeratan Penalti Terkait Insiden GP Catalunya

Mengutip tulisan Jack Koenig, dalam bukunya "Spectroscopy of Polymers," menyebut ban tanpa karbon hitam mempunyai umur lebih pendek ketimbang yang ditambahkan karbon hitam. Perbedaan kekuatannya bahkan mencapai 5.000 mil.

Meski begitu, Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire tidak menyebut secara eksplisit dampak penggunaan karbon hitam, dia hanya menyebut karbon hitam hanya salah satu faktor yang membuat ban jadi hitam.

"Apa tujuan penggunaan dan apa kelebihan black carbon, wah itu lebih rahasia dapur hahaha. Hanya saja ban kelihatan hitam setelah dicampur juga dengan bahan kimia lainnya seperti termasuk oil," kata Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com