Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kecelakaan Mudik 2019 Diklaim Turun 75 Persen

Kompas.com - 16/06/2019, 07:07 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengapresiasi pencapaian para pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2019. Menurut Budi, baik saat musim mudik dan balik kali ini berjalan cukup baik dengan indikasi turunnya angka kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan.

"Saya secara pribadi serta atas nama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan terima kasih kepada para stakeholder. Satu hal yang paling penting adalah suatu analisis terhadap safety dengan penurunan yang signifikan berkaitan dengan kecelakaan yang hingga lebih dari 70 persen. Tapi kita ingin lebih dari ini ke depannya," ujar Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (15/6/2019).

Budi menjelaskan bila dari dari data yang disampaikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan per Jumat (14/6/2019), angka kecelakaan yang terjadi di tahun 2019 turun sebesar 75 persen. Sebelumnya pada 2018 lalu terjadi 2.234 insiden, sementara sekarang kecelakaan menjadi 563 kejadian.

Baca juga: Mudik Lewat Trans Jawa, Perhatikan Empat Pantangan Ini

Tidak hanya itu, Budi juga menyampaikan terjadi penurunan penggunaan kendaraan sepeda motor pada musim Lebaran tahun ini. Bila pada tahun lalu sekitar 1.580.016 motor, pada 2019 ini turun 12,75 persen menjadi 1.378.574 pemotor.

"Ini suatu hasil yang baik dari imbauan-imbauan yang sudah kita lakukan sebelumnya," kata Budi.

Evaluasi

Dari hasil kajian terkait pelaksanaan tahun ini, Budi mendapatkan beberapa kajian untuk perbaikan di tahun depan. Beberapa diantaranya adalah untuk lebih mengintensifkan angkutan massal baik moda darat, laut, udara dan kereta api guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Kemudian pengaturan waktu cuti yang sama panjang pada saat arus mudik dan arus balik, serta pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang lebih awal.

"Kita memang masih banyak tugas dan harus kita koordinasikan dengan baik. Kita harus mengatur waktu cuti yang sama panjangnya antara arus mudik dan arus balik. Kita harus mengusulkan pemberian THR lebih awal dan kita juga memberikan usulan-usulan kepada stakeholder yang lain agar kebijakan menjadi lebih baik," ujar Budi.

"Intinya nanti, ada kecenderungan penggunaan angkutan individu yang lebih masif. Oleh karenanya, menjadi relevan apabila kita mengintensifkan angkutan massal baik itu angkutan darat, laut, udara dan kereta api,” kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau