Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Karakteristik Konsumen Mobil Hybrid di Indonesia

Kompas.com - 14/06/2019, 18:32 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Edukasi menjadi salah satu alasan lain mengapa Toyota menilai mobil hybrid lebih cocok untuk Indonesia sebelum beralih ke mobil listrik. Kondisi ini disampaikan oleh Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto.

Menurut Soerjo, masalah mobil listrik sampai saat ini untuk Indonesia ibarat ayam dan telur. Belum ada kejelasan mana yang akan direalisasi lebih dulu, apakah infrastruktur atau kendaraannya lebih dulu.

"Tapi kalau dengan mobil hybrid tidak akan seperti itu, jadi hybrid ini menjadi start awal atau bisa juga dianggap sebagai jalan tengah sebelum beralih ke mobil listrik. Teknologi hybrid bisa menghapus pertentangan sekaligus mengedukasi pasar, jadi untuk saat ini market-nya dulu yang perlu di edukasi soal teknologi," ucap Soerjo kepada Kompas.com, Kamis (13/6/2019).

Baca juga: Industri Otomotif Indonesia Harus Siap Produksi Mobil Listrik

Soerjo menjelaskan bahwa dengan mobil hibrida dan edukasi yang sifatnya lebih masif, justru akan menjadi pintu masuk yang baik menuju ke arah mobil listrik. Oleh sebab itu, bila berbicara industri otomotif secara global, yang harus dipikirkan adalah keselarasan dari hulu hingga hilir.

Menyangkut soal mobil listrik, indikasi paling mudah untuk mengetahui apakan Indonesia sudah siap atau belum, paling mudah melihat dari kaca mata konsumen yang mana merupakan masyarakat pengguna mobil.

Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.stanly Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.

 

Soerjo menjelaskan pada dasarnya semua perubahan membutuhkan waktu yang bisa dibilang tidak sebentar, kondisi ini serupa dengan beberapa waktu lalu saat dunia otomotif mulai ramai dengan sistem transmisi otomatis.

"Karena itu perlu sekali masalah edukasi dan memang tidak seperti membalikkan telapak tangan. Contoh beberapa tahun lalu ketika transmisi otomatis mulai marak, itu waktunya tidak sebentar untuk sosialisasi, edukasi, hingga akhirnya bisa diterima sampai sekarang ini. Tapi kemungkinan untuk mobil listrik tidak akan selama transmisi otomatis, karena eranya sudah digital jadi bisa dibantu dari sisi informasi yang cepat," papar Soerjo.

Konsumen Hybrid

Kesiapan konsumen di Indonesia akan mobil listrik juga masih perlu untuk ditingkatkan. Pasalnya, menurut Soerjo bila berkaca dari penjualan mobil hibrida saja, rata-rata konsumen memiliki karakteristik tersendiri, yakni yang memiliki wawasan luas dan kesadaran tinggi.

Toyota C-HT Hybrid Toyota C-HT Hybrid

Artinya, dari segi karakter para konsumen pengguna mobil hybrid sudah mengerti bila dengan adanya perkembangan teknologi, bukan hanya menandakan modernisasi, tapi juga kesadaran akan ramah lingkungan dari sebuah kendaraan.

Baca juga: Toyota dan Daihatsu Siap Produksi Mobil Hybrid di Indonesia

"Ini juga konsennya kami dari hulu hingga hilir, jadi bukan hanya modern saja yang dikejar, tapi keasadaran akan ramah lingkungannya yang harus digali, karena in the end semuanya itu kembali ke konsumen. Dengan mobil hybrid yang menjadi jembatan, akan mudah nantinya untuk menstimulus ke mobil listrik," ucap Soerjo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau