JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS belakangan membuat produsen otomotif ancang-ancang memilih strategi. Ini karena kondisi tersebut bisa menyebabkan perubahan pada harga yang ditawarkan ke konsumen.
Salah satunya PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai produsen roda dua. Dalam situasi seperti ini Yamaha menyatakan strategi mereka dengan mempertahankan harga produk-produknya.
"Harga masih sama, bertahan sampai sekuat mungkin. Mungkin sampai akhir tahun ini akan kita coba jaga," ucap Vice President Director YIMM Dyonisius Beti di tengah peluncuran R25 terbaru, Kamis (11/10/2018).
Dyon mengungkapkan strategi menaikkan harga bila dilakukan saat ini akan memperparah kondisi penjualan. Sebab daya beli akan terpengaruh dan mungkin jumlah penjualan akan menurun.
Baca juga: Desain Baru, Yamaha Klaim R25 Makin Kencang
Ia mengungkapkan untuk menahan harga saat ini pihaknya memanfaatkan kondisi ekspor kendaraan. Yamaha mengungkapkan ekspor mereka cukup tinggi untuk mensubsidi silang dan bertahan dengan harga saat ini.
"Kami beruntung karena ekspornya cukup banyak, jadi bisa subsidi silang. Kita ekspor terimanya kan dollar AS jadi dapat rupiah lebih besar," ucap Dyon.
Yamaha sendiri menargetkan jumlah ekpor sebanyak 400 ribu unit tiap tahunnya, sedangkan CKD sebanyak 4,5 juta. Produk yang dikirimkan ke luar negeri seperti Asia, Eropa, Australia dan Amerika antara lain R25, R3, Nmax, Xmax, Jupiter MX King dan Mio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.