Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercedes-Benz Diduga Curang Seperti Volkswagen

Kompas.com - 13/06/2018, 18:23 WIB
Febri Ardani Saragih,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Jerman memerintahkan kepada Daimler AG untuk menarik kembali dan memperbaiki 774.000 unit kendaraan Mercedes-Benz yang beredar di Eropa.

Ada dugaan Mercedes-Benz menggunakan perangkat lunak yang bisa mengakali konsumsi bahan bakar.

Dilansir dari autonews.com, Menteri Transportasi Jerman Andreas Scheuer mengatakan, Daimler harus memperbaiki perangkat lunak pada mesin di model van Vito, SUV GLC, dan sedan C-Class.

Regulator resmi di Jerman, KBA, menemukan lima perangkat lunak tidak disetujui pada model Mercedes-Benz bermesin diesel Euro VI. Total kendaraan yang terlibat mencapai satu juta unit hanya di Jerman.

Daimler sedang diminta untuk membuka data spesifik model dan jumlah pasti kendaraan yang terlibat. Masalah tentang mobil diesel ini terjadi tiga tahun setelah Volkswagen melakukan recall dengan kerugian terbesar di dunia karena masalah perangkat lunak yang memanipulasi uji emisi.

Baca juga: Saat Pemilik dan Sopirnya Tidak Paham Fitur Mercedes-Benz

Daimler sampai saat ini belum mengakui pemakaian perangkat lunak ilegal. Daimler menjelaskan belum ingin membawa perkara ini ke persidangan, walaupun sudah terpikirkan.

“Kami tidak melihat bukti apapun Daimler merancang perangkat lunak untuk sengaja mencurangi uji emisi,” kata Arndt Ellinghors, analis Evercore ISI, di London.

Mercedes-Benz Distribution Indonesia menjelaskan kepada KOMPAS.com, mobil-mobil Mercedez-Benz tidak terlibat dalam recall tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com