Jakarta, Kompas.com – Suzuki Indomobil Motor (SIM) sebagai perwakilan manufaktur Suzuki di dalam negeri telah meningkatkan kinerja ekspor pada 2017. SIM total mengirimkan 63.586 kendaran dalam bentuk utuh (CBU) dan terurai (CKD) ke 81 negara, hasil itu membumbung 144 persen dari pencapaian 2016 (44.125 unit).
Dalam laporan SIM, nilai ekspor pada 2017 dihitung dari CBU, CKD, dan KD (knock down) sebesar Rp 5,2 triliun. Angka itu naik 33 persen dari 2016 dan merupakan yang tertinggi dalam enam tahun ke belakang.
Baca: Simak Data Pabrik Suzuki di Indonesia
R. Uchiki GM Strategic Planning Departement SIM di Kuala Lumpur menjelaskan, strategi ekspor-impor diatur oleh kantor pusat Suzuki di Jepang memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada di seluruh dunia. Meski begitu, dalam strategi global Suzuki, kata Uchiki, menempatkan Indonesia sebagai pilar ketiga setelah Jepang dan India.
“Suzuki ingin memanfaatkan fasilitas pabrik di Indonesia, untuk meningkatkan jumlah ekspor ke negara lain. Suzuki sudah berjanji akan meningkatkan produksi ke Kementerian Perindustrian pada 2015 lalu (saat peresmian pabrik baru Suzuki di Cikarang),” ucap Uchiki.
Dari seluruh ekspor SIM pada tahun lalu, Filipina merupakan negara yang menyerap paling banyak, totalnya 8.309 unit (CBU dan CKD). Setelah itu ada Thailand (3.137 unit) dan Taiwan (2.566 unit). Model ekspor SIM adalah APV, Karimun Wagon R, Ertiga, dan pikap Carrry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.