Jakarta, Kompas Otomotif - Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara dengan pembatas jalan atau separator kerap terjadi. Beragam kasus kecelakaan tersebut terekam dan diunggah di sosial media serta mendapat beragam tanggapan dari netizen.
Sebagian besar berpendapat peristiwa kecelakaan tersebut akibat kesalahan penempatan pembatas, tidak sedikit juga yang menilai karena desain pembatas yang tidak aman. Tapi apakah tepat karena kesalahan pembatas saja?
"Kalau kejadiannya terjadi terus menerus di satu lokasi, berarti memang salah infrastrukturnya. Kalau kejadiannya sekali tentu bisa dari faktor pengemudinya," ucap Arie Setiadi, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Dari sisi praktek berkendara aman dan defensif, peristiwa kecelakaan dengan pembatas jalan menunjukkan pengemudi yang tidak antisipatif. Pengguna kendaraan banyak yang tidak menggunakan metode antisipasi dalam membaca bahaya dari depan dan melihat bahaya sehingga mengurangi kecepatan.
Baca : Sering Ditabrak, Bina Marga Siapkan Inovasi Separator
"Kita pakai logika saja, apakah keberadaan pembatas jalan tersebut kita tabrakan, tidak juga. Apakah pasti akan kecelakaan? Tidak juga. Kecelakaan adalah kejadian tidak diduga yang menimbulkan kerugian. Mengemudi defensif itu logika," ucap Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) di kesempatan berbeda.
Dari laporan yang terkumpul, kecelakaan dengan pembatas jalan terjadi di jam-jam rawan seperti tengah malam, dini hari dan pagi hari. Pengemudi mengantuk, lalai dan tidak berkonsentrasi menjadi penyebab utama kecelakaan tersebut.
Banyak yang beranggapan, seharusnya pembatas dipilih menggunakan bahan yang lebih aman. Namun disisi lain kedisiplinan pengemudi jadi salah satu kontribusi untuk mengurangi kecelakaan. Contoh kasus, penggunaan pembatas untuk mengamankan jalur TransJakarta.
"Sulit untuk menggunakan water barrier yang terbuat dari plastik berisi air. Jenis separator tersebut cenderung mudah digeser-geser sehingga tujuan dari penggunaan separator untuk sterilisasi lajur Transjakarta menjadi tidak tercapai," ucap Sigit Widjatmoko, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta dilain kesempatan.
Mengamankan jalan dari peristiwa kecelakaan dengan pembatas memang jadi tugas semua pihak. Selain pengurus jalan raya, pengguna jalan juga wajib awas dan berkendara dengan aman untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi di jalan raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.