Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Harap “Trade Balance” Terus Surplus

Kompas.com - 31/07/2017, 08:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KomasOtomotif –  Meski sudah 30 tahun konsisten melakukan ekspor, tapi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) masih berniat terus menggenjot performanya. Beberapa negara tujuan ekspor baru mulai disasar, sambil menunggu perbaikan di wilayah Gulf Cooperation Country (GCC).

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Warih Andang Tjahjono, mengatakan, kalau sampai saat ini hitung-hitungan trade balance TMMIN sudah mencapai 400 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 5,3 triliunan dan surplus, atau nilai ekspor lebih besar dibanding impornya.

“Kami inginkan ke depannya, agar trade balance kami itu mencapai 1.200 juta dolar AS  atau 1,2 miliar dolar AS untuk ekspornya. Target waktu yang kami tetapkan di tahun 2019, semoga saja,” ucap Warih kepada KompasOtomotif, Jumat (30/7/017).

Semester pertama tahun ini, TMMIN mengalami pertumbuhan ekspor mencapai 18 persen, dan berkontribusi sekitar 87 persen dari total pengiriman mobil ke luar negeri secara nasional.

Masalah GCC

Namun, Warih mengakui, kalau sampai saat ini mereka masih belum mencapai angka tersebut. Pasalnya, salah satu negara andalan ekspor sedang kurang sehat, yaitu negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Country (GCC).

Pengiriman luar negeri TMMIN ke GCC seperti Arabia , Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman, cukup terpukul, di mana penurunannya di 2016 lalu mencapai 30 persen. Bahkan sampai saat ini, kondisnya belum ter-recovery dengan baik.

“Sekarang kami masih belum sampai di situ (1,2 miliar dolar AS), trennya juga masih belum bisa positif lurus, terutama karena masalah di GCC,” ucap Warih.

Begitu juga dengan pemenuhan target kenaikan ekspor 10 persen sampai akhri tahun ini, harapannya juga ditopang oleh mulai membaiknya pasar GCC.

“Kalau kami menargetkan 10 persen kenaikan, artinya beberapa negara GCC harapannya akan lebih baik dari 2016, ditambah beberapa negara-negara lain, terutama Asia, Afrika Utara, Central South America, untuk menutup GCC,” ucap Warih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau