Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nissan Indonesia Bicara Perkembangan Hibrida

Kompas.com - 15/01/2016, 08:20 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Purwakarta, KompasOtomotif – Mesin pembakaran dalam yang butuh bahan bakar alam tidak tergantikan cepat atau lambat bakal ditinggalkan karena kita tidak bisa terus ketergantungan. Banyak manufaktur dunia yang percaya tenaga listrik atau fuel cell adalah solusi pengganti, namun sebelum mencapai ke titik itu hibrida dianggap jadi jembatannya.

Hibrida telah menjadi tren otomotif global. Penggunaan dua sumber tenaga penggerak pada satu mobil menghasilkan tiga hal penting, yaitu lebih sedikit pemakaian bahan bakar, menghasilkan jarak tempuh maksimal, dan emisi dinilai tidak level berbahaya.

Kendati digemari dunia, mobil produksi massal hibrida belum menunjukan perkembangan berarti di Indonesia.

Model-model hibrida yang dijual di Indonesia sebenarnya terbilang banyak, yaitu Prius, Camry Hybrid, Honda CR-Z, X-Trail Hybrid, dan Infiniti Q50 Hybrid. Selain itu Lexus Indonesia juga pernah menawarkan beberapa model seperti GS450 Hybrid, LS600 Hybrid, RX450 Hybrid, serta jangan lupakan Porsche Indonesia yang siap menjual Cayanne S E-Hybrid atau Panamera S E-Hybrid bila ada pesanan.

Ada banyak alasan kenapa hibrida tidak digemari masyarakat, salah satu yang paling sering diungkapkan yaitu harganya terlalu mahal. Kondisinya sekarang penjual hibrida hanya bisa bertahan sampai ada kabar baik yang jadi penerang jalan.

Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy & Product Planning Nissan Motor Indonesia (NMI) yang baru menjual X-Trail Hybrid sejak November 2015 lalu menjelaskan konsumen mobil hibrida di dalam negeri terbatas. Harga jual sudah menyeleksi sendiri siapa pembelinya.

“Pasar hibrida akan tetap stabil, kecuali pemerintah bisa kasih keuntungan,” kata Budi. Ia juga mengatakan kondisi sekarang penjualan model hibrida mencapai 10 – 15 unit per bulan.

Masalah

Walau diprediksi stabil, bukan berarti tidak ada tantangan. Menurut Budi ada beberapa hal yang sangat memengaruhi performanya, yakni nilai tukar rupiah, tren industri yang berubah, dan kompetisi dari mesin berkapasitas kecil yang dilengkapi turbocharger.

Febri Ardani Mesin 1.0 liter EcoBoost
Budi menjelaskan dalam pandangan global, mesin cc kecil dengan turbocharger bisa menjadi pesaing serius karena memiliki keunggulan dasar menyerupai hibrida. Mesin demikian bisa menghasilkan performa baik namun irit bahan bakar. Fitur dan teknologinya disebut bersaing dengan hibrida.

paultan Mesin New Kappa 1.0L T-GDI dari Hyundai, akan menyaingin mesin EcoBoost dari Ford.
Sistem induksi menggunakan turbocharger adalah salah satu inovasi manufaktur menghambat kepunahan mesin pembakaran dalam. Salah satu yang unggul soal itu adalah Ford yang menghasilkan teknologi EcoBoost. Pada mesin 1.0L EcoBoost bisa menghasilkan tenaga sampai 123 tk dan torsi 200 Nm yang setara mesin konvensional 1.5L.

“Ini juga akan jadi tren di Indonesia, bergerak ke arah sana. Bayangan saya secara harga (mesin kecil turbocharger) tidak semahal hibrida,” kata Budi.

Hasil penjualan model hibrida di Indonesia menurut data wholesales Gaikindo:

2014
Camry Hybrid 2.5L 233 unit
Prius 1.5L 3 unit
Honda CR-Z 119 unit
Lexus GS450 Hybrid 3.5L 5 unit
Lexus LS600 Hybrid 5.0L 12 unit
RX450 Hybrid 4.5L 4X4 2 unit

2015
Camry Hybrid 2.5L 92 unit
Prius 1.5L 0 unit
Honda CR-Z 1.5L 139 unit
X-Trail Hybrid 2.5L 10 unit (data sementara)
Infiniti Q50 Hybrid 3.5L 0 unit
Lexus LS600 Hybrid 5.0L sedan 0 unit
RX450 Hybrid 4.5L 4X4 0 unit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com