Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Ini Habiskan Miliaran Rupiah buat Danai Tim Balap Internasional

Kompas.com - 10/09/2015, 15:01 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Tangerang, KompasOtomotif — Berisiko boncos, boros, keuntungan tak jelas, dan hanya menyenangkan buat orang-orang yang terlibat jadi segelintir alasan belum banyak orang Indonesia mau menggantungkan hidup di dunia balap.

Namun, buat pengusaha muda Yunanda Wirawan (24 tahun), uang bukan tujuan utama, hidup dalam mimpi sudah cukup jadi alasan dia konsisten menjadi pemilik tim balap asal Blitar, Jawa Timur, Bukit Kapur Motor Sport (BKMS).

Nanda, panggilan akrabnya, bercerita kecintaan dengan otomotif dan aktivitas balap dimulai sejak masa sekolah dasar (SD). Pengetahuannya banyak datang dari kakak sepupunya, pemilik awal BKMS, yang mengenalkan sepeda motor Yamaha F1 ZR. Dari situ, ia mulai mendapat banyak ilmu oprek motor dan gemar berkendara.

BKMS berkembang seiring Nanda beranjak dewasa. Pada 2002–2008, BKMS aktif jadi kontestan balap lokal di sekitar Blitar. Kegiatan itu sempat terhenti pada 2009 karena tidak ada lagi penyelenggaraan balap. Lantas pada 2010, Nanda yang sudah meneruskan bisnis orangtua memutuskan menjadi penyandang dana sekaligus pemilik tunggal BKMS pada 2010.

“Saya kerja jadi wiraswasta untuk membiayai tim balap. Passion saya memang di situ, saya enggak ada turunan balap dari orangtua. Saya orang passion, bukan yang nyari duit. Tujuan saya tetap mau bawa Indonesia dikenal internasional,” kata Nanda.

@ajietejo/Instagram Bukit Kapur Motor Sport (BKMS).
Tidak ada prestasi yang murni kebetulan, hasil membanggakan didapat dari kerja keras. Di tangan Nanda, BKMS mulai menuai prestasi kelas nasional. Nanda mengungkap BKMS sempat menyabet gelar juara MotoPrix pada 2012 dan 2013.

Tahun ini, BKMS naik kelas. Ada 5 kompetisi yang diikuti, yaitu Kejurnas Balap Motor Indonesia kelas IP125 dan IP110, Kejurnas MotoPrix kelas MP3 dan MP4, Yamaha Sunday Race dan R Cup Series kelas 250 cc, serta Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Production 250 cc dan Underbone 130 cc.

Febri Ardani/KompasOtomotif Yunanda Wirawan pemilik tim balap roda dua Bukit Kapur Motor Sport (BKMS).
Modal

Membangun tim balap tidak mudah, bukan hanya soal niat, melainkan juga kesiapan dana. Pada 2015, biaya operasional seluruh kegiatan BKMS mencapai lebih dari Rp 1 miliar, jumlah itu tentu tidak sedikit. Uang cuma salah satu masalah, Nanda juga harus mencari personel terbaik untuk posisi pebalap dan mekanik serta membeli sepeda motor berikut suku cadangnya.

“Pertama yang dipikirin modal, yang kedua manajemen tim untuk eksistensi, kelangsungan hidup tim. Mengatur keuangan itu paling penting, operasional personel yang paling mahal. Sekarang saya punya 10 orang, mekaniknya dua orang,” jelas Nanda.

Nanda mengungkapkan, biaya mengikuti satu ronde di ARRC mencapai Rp 150 juta. Bila dikalikan enam ronde sepanjang tahun, BKMS akan menghabiskan Rp 900 juta. Pada akhir tahun, evaluasi dilakukan agar perkembangan seluruh aktivitas bisa terbaca dan sirkulasi dana terpantau.

“Bagaimanapun ini proyek hobi. Saya tidak bisa keluar dari dunia otomotif, karena kalau dilihat dari cara saya masuk sudah susah. Mimpi saya punya sirkuit sendiri, sekarang mau buat trek balap di Blitar,” papar Nanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com