Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra Pikir-pikir Lanjut Bangun Pabrik Sepeda Motor Baru

Kompas.com - 27/04/2012, 14:26 WIB

Jakarta, KompasOtomotif - PT Astra International Tbk melalui anak perusahaan aliansinya, PT Astra Honda Motor (AHM) mengaku tetap memantau perkembangan pasar sepeda motor untuk terus atau membatalkan rencana pembangunan pabrik baru di Indonesia. Pasalnya, rencana kenaikan uang muka (DP) kredit kendaraan bermotor berdampak paling besar pada sepeda motor.

Awal Maret 2012, AHM telah menyatakan penambahan investasi Rp 3,128 triliun untuk membangun pabrik keempat di Indonesia berkapasitas 1,1 juta unit per tahun. Target produksi dimulai tahun depan (2013).

"Sampai sekarang kami masih komitmen melanjutkan investasi AHM di Indonesia. Terkait dengan DP akan kami 'review' lagi," komentar Johannes Loman, Direktur Grup Astra yang juga Executive Vice President Director AHM di Jakarta, Jumat (27/4/2012).

Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan sepakat mengeluarkan kebijakan menaikkan minimal DP kendaraan bermotor sampai 30 persen, efektif berlaku Juni 2012. Pasar sepeda motor paling rentan terkena dampak karena hampir 80 persen pembelian dilakukan dengan kredit. Selain itu, hanya bermodal Rp 500.000, fotokopi KTP dan kartu keluarga, konsumen sudah bisa membawa pulang sepeda motor.

Nanti, sampai DP naik jadi 20 persen (untuk sepeda motor) dari harga, berarti konsumen harus punya uang minimal Rp 2,2 juta (bila harga motor Rp 11 juta per unit) untuk kredit motor.

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Grup Astra mengatakan, perusahaan berusaha mendorong BI dan Kementerian Keuangan untuk menangguhkan keputusan menaikkan DP kendaran bermotor di Indonesia. Penilaian "bubble" yang diklaim pemerintah, dianggap tidak tepat menjadi alasan untuk menaikkan DP kredit.

"Kami Astra juga punya perusahaan keuangan (Toyota Astra Finance, Federal International FInance dan Astra Credit Company), untuk kredit kendaraan roda empat tingkat NPL (kredit macet) masih di bawah 1 persen, sedangkan sepeda motor masih di bawah 2 persen. Jadi tidak ada bubble sebenarnya," tegas Prijono.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com