Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GAIKINDO: Utamakan Konversi BBG untuk Angkutan Umum

Kompas.com - 18/01/2012, 18:41 WIB

Jakarta, KompasOtomotif - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah Indonesia untuk lebih dulu memulai konversi bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal tersebut berkaitan erat dengan kesiapan pemerintah dan ketersediaan sarana, prasarana alat konversi dan tempat pengisian BBG yang belum ideal.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo di Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2012) mengatakan, pemerintah lebih baik fokus menggarap konversi ke BBG untuk kendaraan plat kuning di seluruh Indonesia. Setelah itu mengambil langkah nasional memperbanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas di Indonesia. Dengan fokus pada satu , makin besar juga potensi keberhasilan program konversi ini.

Jongkie melanjutkan, saat ini terdapat 20.000 taksi yang beroperasi di Jakarta dan dengan tambahan angkutan umum lain (10.000 unit) sehingga total 30.000 unit. Kalau setiap harinya rata-rata mengonsumsi bahan bakar 10 liter per hari-untuk lima hari kerja, sebulan mereka menghabiskan premium 1,5 juta liter.

"Bayangkan kalau semua kendaraan ini menggunakan BBG? Berapa triliun rupiah penghematan yang didapat pemerintah! Sekarang kalau alat konversi sudah siap, tinggal tempat pengisian bahan bakarnya didirikan di lokasi-lokasi tempat angkutan umum itu untuk lewat," beber Jongkie.

Eka Sari Lorena Soerbakti, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organda menambahkan, pada dasarnya seluruh angkutan umum siap mengonversikan kendaraannya menggunakan BBG. Tapi, dengan catatan, disediakan infrastrukturnya. "Mau bikin pintar anak, tapi nggak dikasih buku pelajaran untuk belajar. Masalahnya mudah, jangan dibikin ribet," tegas Eka.

Desak
Di sisi lain, rencana pemerintah membatasi konsumsi bahan bakar bersubsidi (premium dan solar) dan konversi ke BBG, April 2012 juga tersandung "kerikil". Pasalnya, rencana ini hanya mengancam keselamatan konsumen tanpa ada garansi dari produsen kendaraan. Karena alasan ini, GAIKINDO mendesak pemerintah untuk segera mencari jalan tengah bersama.Sampai saat ini, lanjut Jongkie, Gaikindo belum diajak bicara oleh pemerintah bekenaan dengan rencana konversi energi ini.

Padahal konsumen yang punya mobil relatif baru (masa garansi) dan menggunakan alat konversi bisa terancam kehilangan  haknya (garansi). Apalagi kalau sampai hal terburuk terjadi, konsumen mau minta tanggung jawab ke siapa?

"Salah satu hal terpenting bukan hanya teknik pemasangan yang benar, tapi pengecekkan berkala yang wajib dilakukan oleh setiap kendaraan yang menggunakan alat konversi. Jangan sampai ada pikiran, kita membawa bom di bagasi," tutup Jongkie.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com