Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Global Mulai Pengaruhi Industri Otomotif Nasional

Kompas.com - 12/11/2011, 17:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Industri otomotif Indonesia perlu waspada menghadapi dampak krisis yang tengah berlangsung di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Likuiditas perbankan mulai mengering dan berpotensi memperlambat penjualan produk baru. Pasalnya, pembelian otomotif di Indonesia mayoritas dilakukan dengan cara mencicil (kredit).

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk, menjelaskan, suku bunga mulai naik membuat dana sulit cair di pasar. "Kalau dulu cari dana ke luar negeri gampang, sekarang berbeda. Bukan susah (mencari dana). Namun, suku bunganya naik, menunjukkan tanda-tanda likuiditas mulai mengering," ungkap Prijono di acara Workshop Wartawan Industri dan Otomotif antara Astra dan Forum Wartawan Industri di Bandung, Jumat (11/11/2011).

Meski perlu waspada, peluang industri otomotif nasional untuk bertahan positif tetap terbuka. Prijono mengaku gembira terhadap langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya dari 6,5 persen menjadi 6 persen, November 2011. Langkah ini dinilai positif karena bank sentral berusaha tetap menjaga agar arus uang di sektor rill tetap berputar.

"Masalahnya, BI Rate turun tak langsung, tetapi bertahap dan diikuti oleh suku bunga pinjaman. Mudah-mudahan landing rate bisa turun," lanjut Prijono.

Sampai akhir tahun, Prijono yakin bahwa Astra Group tetap dominan di sektor otomotif. Dia memprediksi bahwa pasar mobil nasional akan meningkat 19 persen, menyentuh 870.000 unit. Adapun pasar sepeda motor diperkirakan mencapai 8,1 juta unit atau meningkat 12 persen dari tahun lalu.

"Untuk mobil, pangsa pasar kami (Astra Group) punya target 55 persen dan sepeda motor akan merebut 51 persen," tutup Prijono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com