KLATEN, KOMPAS.com - Saat musim hujan tiba, berbagai daerah di Indonesia sering mengalami genangan air akibat hujan deras.
Hal ini tentu saja berdampak pada kondisi jalanan, dan banyak pengguna mobil yang terdorong untuk menerobos genangan air.
Baca juga: Daftar 22 Jalan di Jakarta yang Terendam Banjir, Terbanyak di Jakut
Namun, ada baiknya bagi pengendara untuk mempertimbangkan risiko kerusakan pada kendaraan sebelum mengambil keputusan tersebut.
Eko Sulistyo, Technical Leader Nasmoco Demak, menegaskan bahwa ketinggian genangan air yang dilalui mobil memiliki pengaruh besar terhadap risiko kerusakan mesin.
Eko menambahkan bahwa batas aman untuk mencegah kerusakan mesin adalah jika air tidak sampai masuk ke saluran udara, dengan pertimbangan setengah roda masih dalam keadaan aman.
Dengan demikian, pengendara harus waspada agar air tidak masuk ke bagian penting seperti saluran udara dan transmisi, meskipun air dengan ketinggian tersebut berpotensi masuk ke dalam kabin.
Baca juga: Titik-titik Banjir Jakarta Rabu Pagi, Tersebar di Jakbar dan Jakut
Sebisa mungkin, Eko menyarankan untuk menghindari menerobos banjir.
Ia menegaskan, "Karena risikonya karpet mobil basah, itu juga bikin repot. Jika lebih tinggi airnya, ditakutkan air bisa tersedot dan masuk ke ruang bakar lewat saluran udara, dan merusak mesin." Ini menunjukkan bahwa bukan hanya kerusakan mekanis yang perlu dikhawatirkan, tetapi juga kenyamanan pengguna kendaraan.
Baca juga: Jalan Daan Mogot Masih Banjir, tetapi Mobil dan Motor Bisa Melintas
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana turut memberikan pandangannya.
Ia menjelaskan, “Batas mobil bisa menerobos banjir, sekitar 30 cm di bawah air intake, sehingga setiap pengguna harus tahu letaknya di mana dengan ketinggian seberapa.” Hal ini menekankan pentingnya pengetahuan tentang posisi air intake pada setiap mobil, karena letaknya bisa berbeda-beda.
Baca juga: Kondisi Terkini Bandara VVIP IKN Pasca Banjir
Hasan Ariyanto, pemilik bengkel Mandiri Auto Klaten, menambahkan bahwa komponen rem yang terendam air dapat mengalami kerusakan.
Hal ini diakibatkan oleh kemungkinan kampas rem yang basah dapat bereaksi dan menyebabkan korosi, yang dapat membuat rem macet. “Dampaknya, roda tidak akan bisa berputar,” ujar Hasan, menunjukkan bahwa risiko kerusakan sangat nyata setelah menerobos genangan air.
Secara keseluruhan, menerobos banjir membawa risiko yang signifikan, terutama jika ketinggian air sudah melewati setengah roda.
Dengan kemungkinan air masuk ke dalam kabin dan merusak komponen vital, pengguna kendaraan disarankan untuk berhati-hati dan menghindari kondisi tersebut sebisa mungkin.
Mengerti tentang batas ketinggian genangan air dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kendaraan adalah langkah penting untuk menjaga kendaraan tetap dalam kondisi baik saat musim hujan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.