Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Aquaplaning, Bahaya Berkendara di Jalan Basah

Kompas.com - 29/01/2025, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Aquaplaning: Bahaya Tersembunyi Saat Berkendara di Jalan Basah

JAKARTA, KOMPAS.com – Aquaplaning merupakan salah satu bahaya yang sering mengintai pengendara, terutama ketika berkendara di jalan yang basah akibat hujan deras.

Fenomena ini terjadi ketika ban kendaraan kehilangan traksi dengan permukaan jalan, disebabkan oleh lapisan air yang terbentuk di antara ban dan aspal.

Baca juga: Puncak Arus Balik Libur Panjang, Ini Tarif Tol Semarang-Jakarta

Ketika kendaraan mengalami aquaplaning, mobil dapat meluncur tanpa kendali, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan serius.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan bahwa banyak orang keliru mengira bahwa aquaplaning hanya terjadi saat melewati genangan air yang dalam.

Sebetulnya, aquaplaning bisa terjadi bahkan dengan lapisan air yang sangat tipis.

“Jadi ketika permukaan lintasan basah, ada genangan air tipis di permukaan jalan. Pertama basah, dan genangan air tipis yang berupa film, itu tipis sekali, itu sudah bisa membuat aquaplaning terjadi,” ujar Jusri kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: Tahun Baru Imlek 2025, Pelayanan BPKB Tutup pada 29 Januari 2025

Pengendara Perlu Waspada Saat Hujan Deras

Mengingat potensi bahaya ini, Jusri mengimbau pengendara untuk selalu waspada, terutama saat kondisi cuaca tidak bersahabat.

Baca juga: Libur Tahun Baru Imlek, Ganjil Genap Jakarta Masih Ditiadakan Hari Ini

Mematuhi batas kecepatan yang ditetapkan di jalan tol sangat penting untuk menghindari risiko aquaplaning.

“Aquaplaning baru terasa ketika terjadi. Jika kendaraan melaju dengan kecepatan relatif tinggi dan ban tidak dapat memecah genangan air tersebut, maka aquaplaning bisa terjadi,” kata Jusri.

Ciri-Ciri Kendaraan Mengalami Aquaplaning

Jusri menjelaskan bahwa ban mobil yang tidak mampu mengalirkan air secara efektif akan membuat air terjebak di antara permukaan ban dan jalan, sehingga ban kehilangan cengkeraman.

Baca juga: Pipa Bawah Laut Dilubangi, Berton-ton Avtur Kualanamu Disedot Diam-diam sejak 2022

Ada beberapa tanda yang dapat dikenali saat aquaplaning terjadi.

Mobil akan terasa melayang dan tiba-tiba kehilangan daya cengkeram pada kemudi.

Tanda lainnya adalah ketika mobil bergerak tidak stabil, bisa bergerak ke kiri atau kanan tanpa kendali, meskipun pengemudi tidak mengarahkan setir.

Kesadaran dan kewaspadaan yang tinggi sangat diperlukan agar pengendara dapat menghindari situasi berbahaya ini di jalan yang basah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Pipa Bawah Laut Dilubangi, Berton-ton Avtur Kualanamu Disedot Diam-diam sejak 2022

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nikmati Gaya Hidup Lebih Mudah, Ini Cara Apply Kartu Kredit Online lewat myBCA

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

"Bagaimana Bisa Negara Memberi Makan Anak-anak, Sementara Orangtuanya Kehilangan Pekerjaan?"

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Razman-Firdaus Mengemis Dukungan Usai Peristiwa Injak Meja Pengadilan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Dubai Shopping Festival 2024 Jadi Surga Belanja untuk Liburan Akhir Tahun Anda, Tertarik?

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tekno

11 HP Samsung Tidak Dapat Update Lagi, Ini Daftarnya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Ikn

Petinggi Otorita Mengundurkan Diri, Titip Pesan 5 Prinsip Utama IKN

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Cabut Gugatan kepada Pedagang Sayur, Butner Sianturi Tetap Minta Ganti Rugi Rp 1.000 dan Rp 540 Juta

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hukuman Harvey Moeis Diperberat Jadi 20 Tahun Penjara

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Sentil Marcell Siahaan soal Kasus Royalti, Ahmad Dhani: Once yang Sarjana Hukum Aja Enggak Berani Bawa Lagu Dewa 19 Lagi

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Bikin Gaduh Sidang, Berita Acara Sumpah Advokat Razman Arif Nasution Dibekukan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Pakai Toga Advokat, Razman Arif Sambangi Gedung MA Sambil Ngamuk-ngamuk

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

400 Orang Coba Tangkap Kades Kohod Arsin gara-gara Pagar Laut Tangerang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Reza Gladys Mengaku Diminta Rp 5 Miliar untuk Uang Tutup Mulut Nikita Mirzani

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taiwan Respons soal Rencana Tarif 100 Persen Impor Semikonduktor dari Trump
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau