JAKARTA, KOMPAS.com – Jiyue, produsen kendaraan listrik (EV) premium yang didukung oleh Baidu, sedang menghadapi tantangan besar di pasar kendaraan listrik terbesar dunia, China.
Untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan yang berbasis di Shanghai ini memutuskan untuk mengurangi operasinya dan mengejar modal baru.
Langkah ini diambil setelah spekulasi di media sosial bahwa Jiyue mungkin mendekati likuidasi akibat penurunan penjualan yang signifikan.
Dilansir dari South China Morning Post (17/12/2024), Jiyue melaporkan pengiriman hanya 2.485 kendaraan pada November 2024, atau turun 20 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca juga: Tips agar Mobil Transmisi Manual Tak Kehabisan Napas Saat Menanjak
Total penjualan kendaraan sepanjang tahun ini hanya mencapai 14.000 unit, angka yang relatif rendah dibandingkan dengan para pesaing besar yang dapat mengirimkan lebih dari 10.000 unit kendaraan per bulan.
Dengan lebih dari 50 pemain utama di pasar kendaraan listrik China, persaingan semakin ketat. Jiyue menyadari bahwa untuk tetap bersaing, mereka harus melakukan perubahan signifikan.
Dalam pernyataan resmi pada pekan lalu, perusahaan mengungkapkan bahwa proyek-proyek yang tidak memberikan dampak positif terhadap kesehatan keuangan akan dihentikan.
Baca juga: Resmi, Mobil Hybrid Dapat Insentif PPnBM 3 Persen
"Kami akan melakukan upaya habis-habisan untuk fokus pada tujuan kami untuk meningkatkan efisiensi dalam operasi dan manajemen," tulis pernyataan Jiyue.
"Semua langkah akan diambil untuk beradaptasi dengan situasi baru di tengah kelahiran kembali perusahaan,” lanjut keterangan tersebut.
CEO Jiyue Xia Yiping, mengakui dalam sebuah surat kepada karyawan bahwa perusahaan sedang berada di bawah tekanan besar untuk bertahan hidup.
Baca juga: Taksi Xanh SM Mulai Beroperasi di Jakarta, Pakai Mobil Listrik VinFast
"Manajemen akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan. Rencana restrukturisasi telah mendapat pemahaman penuh dan dukungan penuh dari pemegang saham,” ujar Xia Yiping.
Ia menekankan bahwa perombakan drastis pada unit operasional yang ada akan sangat menentukan nasib perusahaan di masa depan.
Namun, CEO tidak menjelaskan secara rinci unit bisnis mana yang akan dihentikan atau berapa banyak karyawan yang akan terpengaruh oleh restrukturisasi ini.
Baca juga: Video Viral Klub Motor CB Serbu Minimarket, Bikin Rugi Rp 4 Juta
Langkah restrukturisasi ini menjadikan Jiyue sebagai pembuat EV China kesekian yang melakukan tindakan drastis dalam menghadapi kondisi keuangan yang semakin memburuk.
Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan EV di tengah kondisi pasar yang penuh persaingan.
Sebagai informasi, Jiyue yang sebelumnya dikenal dengan nama Jidu Auto, didirikan pada 2021 oleh Baidu dan Geely, pemilik Volvo Cars. Baidu memiliki 55 persen saham perusahaan, sementara Geely memiliki 45 persen
Saat ini, Jiyue hanya memasarkan satu model kendaraan, yaitu Jiyue 01, sebuah SUV listrik yang debut pada akhir 2023. Pada bulan Agustus, perusahaan juga mengumumkan model kedua mereka, sedan Jiyue 07.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.