JAKARTA, KOMPAS.com - GWM Indonesia belum lama ini mengadakan bedah teknologi terkait teknologi hybrid yang diusung oleh Haval Jolion HEV. Sistem hibrida yang digunakan mobil ini sedikit berbeda dari yang digunakan mobil hybrid pada umumnya.
Pasalnya, pada Jolion HEV, transmisinya menggunakan Dedicated Hybrid Transmission (DHT) Gen 2. Pun, disematkan juga Dual Motor System, yang memiliki setelan dual-motor untuk serial-parallel hybrid.
Transisi antara motor listrik dengan mesin konvensional juga dibuat mulus pergantiannya. Sehingga, mengoptimalkan efisiensi BBM dan performa yang dihasilkan.
Triyono, Senior Technical & QUality Manager GWM Indonesia, mengatakan, transmisi DHT yang digunakan lebih kecil dimensinya dan lebih ringan.
"Di DHT, memiliki dua motor. Pertama, untuk menyalurkan tenaga motor ke roda. Ada namanya T-Motor, ketika dia mendapatkan arus dari baterai, baru dia menggerakkan motor. Motor itu akan ditransmisikan ke yang namanya reducer, reducer baru nanti ke roda. Ini prinsip (kerja) EV, Electric Vehicle," ujar Triyono, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, Senin (18/11/2024).
"Nah, yang dikatakan hybrid itu di mana? Karena disini ada engine, ICE yang dipakai. Nah, di-combine dengan yang namanya DHT tadi. Motor yang kedua itu adalah G-Motor, atau generator. Generator itu dia yang akan generate arus atau tegangan, yang dia akan suplai ke baterai," kata Triyono.
Triyono menambahkan, pengisian ke baterai bukan hanya melalui G-Motor. Tapi bisa juga dari T-Motor, melalui pengereman regeneratif.
Pada Jolion HEV, memiliki beragam mode hybrid. Pertama, menggunakan motor listrik sepenuhnya alias mode EV. Kemudian, serial connection, mesin ICE hanya digunakan sebagai generator untuk mengisi baterai. Serial connection digunakan ketika mobil melaju di bawah 35 kilometer per jam.
"Kemudian ada parallel connection. Parallel itu ada 3, yang disematkan di DHT, itu ada saat 35-65 kilometer per jam. Kemudian ada di atas 65 kilometer per jam, kemudian ketika full load, itu akan digunakan parallel connection. Kemudian energy recovery, itu saat regenerative regaining," ujar Triyono.
Triyono menambahkan, pada mode paralel, mesin konvensional yang menjadi sumber tenaga. Tapi, ketika dibutuhkan tenaga yang lebih besar, maka motor elektriknya siap untuk menambah tenaga.
"Sehingga, beban dari mesin itu jadi lebih ringan, karena motor listrik. Nah, ini tujuannya untuk konsumsi bahan bakarnya bisa lebih hemat," kata Triyono.
Menurut klaim pabrikan, konsumsi BBM untuk rute kombinasi, bisa menghasilkan 20 kilometer per liter. Jadi, tidak hanya bertenaga, tapi juga irit bahan bakar.
Saat ini, Haval Jolion HEV dipasarkan dengan banderol Rp 405 juta (OTR Jakarta). SUV hybrid ini sudah dirakit secara lokal di fasilitas perakitan Inchcape Manufacturing Facility, Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/19/090200715/mengulik-teknologi-hybrid-milik-haval-jolion-hev