Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Industri Otomotif, Penjualan Anjlok hingga Ancaman PHK

Kompas.com - 10/11/2024, 10:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2024 menjadi periode yang menantang bagi industri otomotif. Beberapa merek mengalami penurunan penjualan signifikan, yang berdampak pada stabilitas bisnis.

Beberapa pabrikan besar yang menghadapi tantangan penurunan penjualan dan krisis finansial antara lain Volkswagen (VW), Stellantis, dan Nissan.

Baca juga: Tampil Beda dengan Modifikasi Honda Scoopy Bergaya Kalcer

Stellantis, perusahaan otomotif multinasional hasil penggabungan Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dari Italia-Amerika dan Groupe PSA dari Prancis, di mana saat ini menaungi berbagai merek seperti Jeep, Chrysler, Dodge, Ram, Maserati, Peugeot, Citroën, DS Automobiles, Opel, dan Vauxhall.

Volkswagen resmi memperkenalkan mobil listrik pertamanya, VW ID.3.KOMPAS.com/Ruly Volkswagen resmi memperkenalkan mobil listrik pertamanya, VW ID.3.

Volkswagen, merek mobil asal Jerman, mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran dan menutup setidaknya tiga pabrik di Jerman.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya restrukturisasi yang disebabkan oleh tekanan biaya produksi dan tenaga kerja yang tinggi, serta persaingan yang semakin ketat di industri otomotif.

Dilansir dari Reuters, CFO VW Arno Antlitz menyebutkan bahwa restrukturisasi ini diperlukan seiring penurunan penjualan pasca-pandemi Covid-19.

Baca juga: Seri Pamungkas, Daihatsu Kumpul Sahabat Siap Ramaikan Kota Medan

Penjualan VW dilaporkan turun sebanyak 500.000 unit per tahun sejak saat itu, memberikan VW waktu hanya dua tahun untuk memangkas produksi yang berlebihan guna menstabilkan keuangan.

Ilustrasi logo StellantisAutomotive News Ilustrasi logo Stellantis

Tak hanya di Eropa, penurunan penjualan VW juga terjadi di China, yang selama bertahun-tahun menjadi pasar utama bagi perusahaan tersebut.

VW berjuang tetap kompetitif di segmen mobil listrik di China dan Asia, di mana produsen lokal menjual kendaraan dengan harga lebih terjangkau.

Pada sisi lain, Stellantis, belum lama ini, juga mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, Amerika Serikat.

Baca juga: Bisakah Bayar Pajak Kendaraan Sebelum Jatuh Tempo?

Pemutusan karyawan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar di Amerika Utara.

Jeep Gladiator Rubicon di IIMS Hybrid 2022 (Janlika Putri/ Kompas.com)Janlika Putri Jeep Gladiator Rubicon di IIMS Hybrid 2022 (Janlika Putri/ Kompas.com)

Stellantis menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menyelaraskan kapasitas produksi dengan kondisi pasar yang terus berubah.

"Ini adalah langkah yang sulit, tetapi diperlukan agar perusahaan dapat kembali meraih keunggulan kompetitif dan mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya," kata Stellantis dikutip dari Reuters.

Jeep Gladiator, yang diproduksi di pabrik tersebut, merupakan salah satu model andalan Stellantis di jajaran truk ringan dan SUV, yang menjadi tulang punggung perusahaan di pasar Amerika Utara.

Baca juga: Simulasi Kredit New Honda Scoopy, Cicilan mulai Rp 1 Jutaan

Nissan Serena ePowerKOMPAS.com/Adityo Nissan Serena ePower

Menjelang akhir tahun 2024, Nissan turut mengumumkan sedang menghadapi kondisi darurat yang memaksa dilakukannya langkah-langkah perampingan, termasuk penjualan sebagian sahamnya.

CEO Nissan, Makoto Uchida, mengumumkan serangkaian perubahan besar yang bertujuan untuk membantu perusahaan melewati masa-masa sulit.

Produsen mobil asal Jepang ini berencana memangkas 9.000 pekerja, mengurangi produksi, dan menjual sebagian besar sahamnya di Mitsubishi.

Baca juga: Jadwal SIM Keliling di Jakarta Hari Minggu, Hanya di 2 Lokasi Ini

PHK yang melibatkan 9.000 karyawan ini mencakup sekitar 6,7 persen dari total tenaga kerja global Nissan, yang akan memengaruhi berbagai posisi di sejumlah wilayah.

Logo Nissan.Nikkei Logo Nissan.

Baca juga: Seri Pamungkas, Daihatsu Kumpul Sahabat Siap Ramaikan Kota Medan

Pengurangan produksi juga dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi ini. Nissan berencana menurunkan kapasitas produksi globalnya sebesar 20 persen.

Pada kuartal ketiga tahun 2024, Nissan melaporkan kerugian bersih sebesar 9,3 miliar yen, berbanding terbalik dengan laba 191 miliar yen yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami tidak punya pilihan selain merevisi sebagian dari rencana tersebut. Ini adalah penyesalan terdalam saya menghadapi situasi sulit di tahun pertama The Arc," kata Uchida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau