JAKARTA, KOMPAS.com - Moto Guzzi Stelvio jadi pilihan motor petualang 1.000cc dengan harga yang menarik, Rp 850 juta On The Road Jakarta.
Kompas.com dapat kesempatan mengetes Stelvio di tengah-tengah daerah Cikajang, Jakarta Selatan. Walau bukan dipakai jalan jauh, setidaknya jadi tahu bagaimana motor petualang ini saat bertemu jalanan perkotaan yang sempit dan padat.
Pertama kali naik, dengan postur penguji yang tinggi badannya 178cm, kaki bisa menapak ke aspal dua-duanya, tidak masalah. Kalau turun satu kaki saja, maka bisa menapak sempurna, jadi ideal buat orang yang posturnya 170cm ke atas.
Baca juga: Moto Guzzi V7 Stone Corsa Hadir di Indonesia, Harga Rp 500 Jutaan
Kemudian, model setang yang lebar bikin tangan rileks ketika memegang kendali motor. Berikutnya akan penguji jelaskan saat mulai berkendara, karena ergonominya relatif nyaman buat dipakai di perkotaan sekalipun.
Mesin dinyalakan dengan menekan tombol merah di sisi kanan setang. Saat awal getaran mesin 1.042cc V-Twin yang dipasang melintang ini cukup terasa, tapi akan mulai halus saat gas diputar.
Terdapat lima mode berkendara yang bisa dipilih saat mengendarai Stelvio, seperti Road, Rain, Tour, Sport, dan Off-Road.
Karena pengetesan dilakukan di jalanan aspal, penguji coba di mode Road dan Sport, setelan mode bisa diatur dari layar TFT lima inci, dari mapping mesin, traction control, sampai kepekaan ABS.
Baca juga: Tarif dan Cara Perpanjang SIM Internasional
Ketika pedal transmisi diinjak untuk masuk gigi satu, terasa dorongan yang kuat dari roda. Mengingat tenaga yang dihasilkan besar, 115 TK dan torsinya tembus 105 Nm dan disalurkan pakai Shaft atau gardan ke belakang.
Ketika mulai jalan, tuas kopling relatif ringan buat motor 1.000cc, jadi tidak terlalu menyusahkan ketika lewat jalanan yang macet. Saat kosong sedikit, penguji coba tarik gas dalam, di mode Road saja, dorongannya instan, motor melaju dengan cepat.
Untungnya buat pengereman, di depan sudah memakai cakram ganda 320mm dengan kaliper Brembo empat piston. Rem belakang juga cakram, berukuran 280mm dengan kaliper Brembo dua piston, pakem.
Buat rasa berkendara di tengah jalanan yang padat, Stelvio terasa nurut. Bisa jadi berkat posisi berkendara yang santai ala motor petualang dan hantaran tenaganya terbilang halus, tidak yang maunya digas terus.
Kemudian buat Stelvio yang dijual saat ini juga sudah dilengkapi dengan radar di depan dan belakang. Buat yang depan, kini jadi ada fitur Forward Collision Warning (FCW), jadi ada indikator yang muncul di layar TFT kalau motor mau menabrak objek di depannya.
Kalau masih jauh, indikatornya kecil saja. Tapi misal semakin dekat, muncul gambar yang lebih besar dan keluar buzzer yang mengingatkan pengendara untuk mengerem.
Sedangkan radar di belakang fungsinya sebagai fitur Blind Spot Information System (Blis) dan Lane Change Assist (LCA). Kedua fitur ini membaca kendaraan yang ada di belakang sisi kanan dan kiri motor.
Misal ada kendaraan, maka akan menyala lampu di spion dan muncul juga indikator di layar TFT. Kalau misal pengendara mau pindah lajur tapi ada kendaraan di sisi belakang, indikatornya berkedip cepat, mengingatkan kalau ada mobil atau motor di blind spot.
Ketika diuji, semua fiturnya bekerja dengan baik. Beberapa kali penguji mengetes FCW dan keluar indikatornya, serta mengeluarkan suara.
Begitu juga buat Blis dan LCA yang mengandalkan radar belakang, ketika di bawa di kemacetan, lampu kuning menyala beberapa kali di spion dan indikator. Tapi kalau dirasa mengganggu, semua fitur yang pakai radar tersebut bisa dimatikan.
Selain itu, Stelvio juga memiliki fitur cruise control, cuma karena pengetesan yang terbatas, penguji tidak mencobanya. Lalu buat Stelvio yang di Indonesia juga tidak dipasang fitur Folowing Cruise Control (FCC), jadi tidak adaptive dengan kendaraan di depannya.
Jadi dari kencan singkat dengan Stelvio, buat di jalanan perkotaan yang padat, motor petualang besar ini mumpuni. Ergonomi berkendara yang rileks, mesin yang halus, dan kopling yang ringan bikin penguji leluasa selap-selip di jalanan yang ramai.
Tapi ketika gas diputar, maka tenaga dari mesin V-Twin 1.042cc langsung keluar dengan relatif instan. Tapi modenya bisa disetel lagi sesuai dengan keinginan pengendara, lewat layar TFT dan tombol di sisi kiri setang.
Fitur seperti LCW, Blis, dan LCA juga membantu pengendara saat di jalanan. Jadi lebih waspada dan bisa mengurangi risiko tabrak belakang atau senggolan dengan motor di samping sisi belakang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.