“Diskon ini berlanjut sepanjang tahun, dengan penawaran menarik pada berbagai model sepeda motor. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa diskon berhasil menarik minat konsumen, meskipun daya beli masyarakat terpengaruh oleh inflasi,” katanya.
Baca juga: Honda Spacy 2012 Tampil Unik dengan Tema Kalcer
Waspada Kredit Macet
Namun, di balik tren positif ini, muncul fenomena yang juga mengkhawatirkan, yaitu kredit macet. Di mana kondisi ini terjadi ketika peminjam tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran angsuran mereka.
Meskipun penjualan sepeda motor meningkat, disinyalir banyak konsumen yang terjebak dalam kondisi ini. Meningkatnya biaya hidup, termasuk harga bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari, membuat banyak orang kesulitan untuk mengatur anggaran.
Hal ini berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk membayar cicilan motor. Apalagi mayoritas konsumen motor baru memilih metode pembelian kredit.
Baca juga: Edukasi Buta Warna dengan Modifikasi Honda Stylo 160
Dengan kondisi ekonomi yang masih banyak tantangan, bukan tak mungkin perusahaan leasing akan banyak melakukan banyak penarikan kendaraan nasabah yang bermasalah.
“Penurunan pendapatan atau peningkatan biaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam membayar cicilan tepat waktu,” ujar Martin.
“Bisa jadi, sebentar lagi, jika tidak ada perkembangan ekonomi makro nasional, dan konsumen berdaya beli middle dan low terlalu emosional menabrak kredit sepeda motor yang banjir diskon ini akan membuka gerbang risiko kredit macet triliunan,” kata dia.
Baca juga: Motor Listrik Alva N3 Resmi Meluncur, Dijual mulai Rp 18,5 Juta
Walaupun risiko gagal bayar meningkat, sejumlah perusahaan pembiayaan telah menyiapkan beberapa strategi penyelamatan kredit bermasalah.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, ada sejumlah cara untuk mengatasi tunggakan kredit.
Misalnya dengan restrukturisasi kredit, negosiasi pembayaran, penundaan pembayaran, hingga bantuan dalam manajemen keuangan.
Baca juga: Burgman Street 125EX dan Satria F150 Mendominasi Penjualan Suzuki
“Kalau kita bicara NPL (Non Performing Loan) sekarang sudah mulai terkontrol. Tahun lalu 2,3 persen, terus naik 2,77 persen, terus turun lagi 2,6 persen sekarang, itu sampai Agustus 2024,” ucap Suwandi, kepada Kompas.com (1/11/2024).
“Memang ini menjadi kendala, karena dengan situasi daya beli turun, karena dana terpakai untuk keperluan-keperluan primer, sehingga pembayaran debitur juga akhirnya terjadi perlambatan dan terjadi portofolio yang kurang sehat, sehingga menjadi bermasalah,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.