Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Banjir Diskon Motor di Tengah Tantangan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam beberapa tahun terakhir, pasar otomotif di Indonesia mengalami perlambatan yang signifikan. Berbagai faktor, seperti penurunan daya beli masyarakat, fluktuasi ekonomi, dan dampak pandemi, turut berkontribusi pada penurunan penjualan kendaraan bermotor.

Di tengah kondisi ini, fenomena diskon motor menjadi sorotan. Diskon yang dulunya jarang terjadi, dan sering kali dilakukan secara diam-diam, kini muncul lebih berani dan terbuka.

Situasi ini sangat kontras dengan perlambatan pasar otomotif yang sedang berlangsung, menciptakan gelombang ketertarikan di kalangan konsumen.

Dalam ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2024 misalnya, diskon motor turut diberikan kepada model-model yang baru meluncur.

Buat Yamaha Nmax Turbo, baru empat bulan dipasarkan, kini sudah bisa dibeli dengan promo khusus buat pembelian secara kredit. Salah satu tenaga penjual Yamaha di pameran menyatakan ada potongan uang muka, dari biasanya 15 persen menjadi 10 persen.

“Nmax terbaru sudah ada diskon, tipe Neo S DP-nya Rp 1,8 juta, dari awalnya Rp 3,4 juta, berarti diskon sekitar Rp 1,6 juta,” ujar pramuniaga Yamaha kepada Kompas.com (1/11/2024).

“Kalau Nmax Turbo, DP awalnya Rp 3,5 juta, menjadi Rp 2,9 juta, atau diskon Rp 600.000. Diskon ini berlaku buat pembelian kredit, dengan tenor 33 kali,” kata dia.

Selain Nmax Turbo, Fazzio yang jadi skutik terlaris Yamaha juga mendapatkan diskon pada pameran tersebut.

"Fazzio Hybrid dari DP Rp 2,4 juta jadi Rp 800.000 untuk tenor 32 kali," ucap pramuniaga tadi.

Sementara itu, buat penggemar motor Suzuki diskon yang ditawarkan mencapai jutaan rupiah. Termasuk buat motor yang cukup populer di pasaran, seperti Burgman Street 125EX.

Misal Nex II Crossover dan Address, diskon untuk pembelian kredit mencapai Rp 2 juta. Adapun untuk pembelian tunai diskon Rp 1,3 juta.

“Burgman Street 125EX, kredit diskon Rp 1,5 juta, tunai Rp 1 juta. Unitnya ready, yang penting jangan warna hitam karena susah. Kebanyakan yang ready warna silver dan coklat,” ucap salah satu pramuniaga Suzuki, kepada Kompas.com (1/11/2024).

“Motor sport juga diskon. Misalnya Satria F150 diskon Rp 500.000 pembelian kredit, kalau tunai Rp 1,5 juta, untuk tenor 35 bulan. Untuk V-Strom diskon sampai Rp 5 juta, kredit Rp 6 juta,” ujarnya.

Selain buat motor baru, diskon juga diberikan buat model-model yang laris di pasaran. Salah satunya model-model skutik entry level, semisal Honda Beat, Genio dan Sccopy.

"Beat diskon tunai Rp 700.000, kalau cicilan Rp 1,5 juta. Genio Rp 1,4 juta, Scoopy diskon sama seperti Genio 1,4 juta," ujar salah satu wiraniaga Honda, Kompas.com (1/11/2024).

Bahkan buat motor listrik Honda, dalam hal ini adalah EM1 e:, konsumen bisa mendapatkan diskon hingga Rp 18 juta.

Adapun buat motor listrik dari merek India, TVS iQube S, diskon yang diberikan juga tidak kalah menggiurkan.

"Kalau ini (iQube S) paling besar diskonnya Rp 8 juta. Tapi harganya juga wow, Rp 52,9 juta diskon jadi Rp 44,9 juta," kata tenaga penjual TVS kepada Kompas.com (1/11/2024).

Stimulasi Penjualan Motor

Angka penjualan motor pada Januari-September 2024 atau sampai kuartal III-2024 telah mencapai 4.872.496 unit. Angka tersebut meningkat tipis dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebanyak 4.721.683 unit, atau naik 3,1 persen.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, peningkatan penjualan sepeda motor salah satunya merupakan dampak strategi diskon yang diterapkan sejak awal tahun.

“Fenomena diskon besar-besaran pada sepeda motor di Indonesia tampaknya merupakan strategi AISI untuk memastikan penjualan setidaknya dapat sama dengan tahun lalu, sekitar 6,23 juta unit atau kalau memungkinkan dapat menembus sekitar 6,5 juta unit,” ujar Martin, kepada Kompas.com (3/11/2024).

Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga ketenangan hati para pelaku usaha di sektor sepeda motor di tengah menurunnya penjualan mobil, yang cukup berat tahun ini.

“Mengingat waktu tinggal sebentar lagi sampai Desember, maka AISI harus curi start dengan menggenjot salesnya melalui pemberian diskon besar agar dapat menjual rata-rata sekitar 550.000 unit sebulannya sampai Desember ini,” ucap Martin.

Sebab, walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan stabil, dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5 persen.

Namun, inflasi yang meningkat dapat mengurangi daya beli masyarakat, yang berpotensi mendorong konsumen untuk lebih selektif dalam pengeluaran, termasuk dalam pembelian kendaraan bermotor.

“Jadi, tampaknya, pemberian diskon besar pada sepeda motor dapat dilihat sebagai strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan di tengah kondisi ekonomi nasional yang semakin ketat ini,” kata Martin.

“Produsen berupaya menarik konsumen dengan menawarkan insentif menarik, terutama menjelang akhir tahun 2024, agar nasib prestasi penjualannya tidak anjlok seperti yang dialami oleh industri mobil,” ucap dia.

Martin juga mengatakan, AISI harus segera menggenjot sejak awal dan pertengahan tahun dengan insentif diskon bagi konsumen untuk melakukan pembelian, sebelum kondisi keuangan konsumen mungkin menjadi lebih ketat di akhir tahun nanti.

“Strategi diskon yang diterapkan produsen sepeda motor sejak awal 2024 menunjukkan efektivitas dalam mendorong penjualan sepeda motor di Indonesia,” ucap Martin.

“Diskon ini berlanjut sepanjang tahun, dengan penawaran menarik pada berbagai model sepeda motor. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa diskon berhasil menarik minat konsumen, meskipun daya beli masyarakat terpengaruh oleh inflasi,” katanya.

Waspada Kredit Macet

Namun, di balik tren positif ini, muncul fenomena yang juga mengkhawatirkan, yaitu kredit macet. Di mana kondisi ini terjadi ketika peminjam tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran angsuran mereka.

Meskipun penjualan sepeda motor meningkat, disinyalir banyak konsumen yang terjebak dalam kondisi ini. Meningkatnya biaya hidup, termasuk harga bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari, membuat banyak orang kesulitan untuk mengatur anggaran.

Hal ini berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk membayar cicilan motor. Apalagi mayoritas konsumen motor baru memilih metode pembelian kredit.

Dengan kondisi ekonomi yang masih banyak tantangan, bukan tak mungkin perusahaan leasing akan banyak melakukan banyak penarikan kendaraan nasabah yang bermasalah.

“Penurunan pendapatan atau peningkatan biaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam membayar cicilan tepat waktu,” ujar Martin.

“Bisa jadi, sebentar lagi, jika tidak ada perkembangan ekonomi makro nasional, dan konsumen berdaya beli middle dan low terlalu emosional menabrak kredit sepeda motor yang banjir diskon ini akan membuka gerbang risiko kredit macet triliunan,” kata dia.

Walaupun risiko gagal bayar meningkat, sejumlah perusahaan pembiayaan telah menyiapkan beberapa strategi penyelamatan kredit bermasalah.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, ada sejumlah cara untuk mengatasi tunggakan kredit.

Misalnya dengan restrukturisasi kredit, negosiasi pembayaran, penundaan pembayaran, hingga bantuan dalam manajemen keuangan.

“Kalau kita bicara NPL (Non Performing Loan) sekarang sudah mulai terkontrol. Tahun lalu 2,3 persen, terus naik 2,77 persen, terus turun lagi 2,6 persen sekarang, itu sampai Agustus 2024,” ucap Suwandi, kepada Kompas.com (1/11/2024).

“Memang ini menjadi kendala, karena dengan situasi daya beli turun, karena dana terpakai untuk keperluan-keperluan primer, sehingga pembayaran debitur juga akhirnya terjadi perlambatan dan terjadi portofolio yang kurang sehat, sehingga menjadi bermasalah,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/04/080200215/fenomena-banjir-diskon-motor-di-tengah-tantangan-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke