Pada bagian pengereman, di depan menggunakana cakram berukuran 300mm dengan kaliper empat piston yang dipasang radial. Sedangkan yang belakang, ukuran cakramnya 240mm dengan kaliper sau piston, sudah ABS.
Baca juga: Cek Pilihan Mobil Matik Baru di Bawah Rp 250 Juta Bulan Ini
Penguji mencoba motornya di rute perkotaan, dari Jakarta ke Bogor dan sebaliknya. Buat posisi duduk, dengan postur 178 cm, kaki menapak sempurna dan agak menekuk, tangan juga rileks karena setang yang tinggi.
Buat performa dari mesin, tenaga dan torsi tersebut memang di atas kertas ada di putaran mesin yang tinggi. Cuma buat torsinya sudah besar di sekitar 2.000 RPM, jadi bisa dibilang sudah 'narik' dari putaran yang rendah.
Soal kopling, G310GS bisa dibilang punya tuas kopling yang ringan. Berkat putaran mesin saat idle yang cukup tinggi, cukup buka kopling perlahan maka motor akan melaju, pas buat dipakai macet-macetan.
Bicara soal suspensinya, di depan pakai model upside down berdiameter 41mm dan belakang monoshock. Buat di jalan raya sebenarnya sangat empuk, polisi tidur dengan mudah dilibas dan rasanya tetap nyaman.
Kemudian dari sisi pengereman, G310GS dilengkapi dengan cakram ganda yang cenderung pakem. Tapi memang karakter suspensi yang empuk, saat pakai rem depan cukup keras, motor seperti menunduk.
Kekurangannya dari G310GS, mesin relatif panas saat dipakai di tengah kemacetan. Saat suhu berada di atas 100 derajat celsius, kipas akan menyala, menjaga mesin tetap berada di suhu optimal buat bekerja.
Baca juga: Penjualan Mobil Grup Astra Masih Minus 15 Persen
Tapi saat sudah jalan sedikit dan suhu turun ke 95 derajat celsius sampai 98 derajat celsius, kipasnya sudah mati lagi. Panas mesinnya merata ke sisi kiri dan kanan kaki, tapi tidak begitu mengganggu kalau jalanan lancar.
Kalau dipakai off-road, kondisi yang dilewati diisi dengan jalan berbatu yang tidak rata. Serta jalanan yang dekat dengan sungai, penuh dengan pasir yang lunak dan batu kerikil.
Saat penguji berdiri atau agak jongkok, foot peg atau dudukan kaki terasa kokoh. Setang yang lebar juga bikin manuver ketika badan tidak duduk lebih nyaman dan leluasa.
Idealnya, saat masuk jalanan yang non aspal, ABS buat roda belakang dimatikan. Cuma di G310GS, setelan ABS tidak bisa dimatikan, alias akan selalu menyala, efeknya motor jadi sulit buat dipakai sliding dengan cara menginjak rem belakang dengan keras.
Walau begitu, G310GS tetap masih nurut dibawa ke trek off-road. Ketika melewati jalanan tidak rata, mesin 313cc dengan tenaga 34 TK dan torsi 28 Nm mumpuni melibas berbagai kondisi.
Baca juga: Rossi Akui Perselisihannya dengan Biaggi Adalah Salahnya
Bantingan suspensi depan dan belakang yang travelnya sampai 180mm juga tidak mentok saat diuji. Jadi buat melewati berbagai jalan, rata dan tidak, bisa dilewati dengan aman.
Bisa dibilang, sesuai dengan nama GS yang dibawa, G310GS masih mumpuni buat dipakai ke jalanan yang tidak rata dan non-aspal. Tenaganya ada, torsi juga mumpuni, bobotnya juga cuma sekitar 175 Kg, tergolong ringan buat motor petualang.
Buat biaya servis G310GS, berdasarkan informasi yang Kompas.com dapatkan, jumlahnya berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Servis dilakukan rutin setiap 10.000 Km atau satu tahun, mana yang lebih dulu.