JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sempat terjadi kasus mobil listrik terbakar di Korea Selatan. Meski demikian, Hyundai yang berasal dari negara tersebut memastikan bahwa mobil listrik buatannya aman.
Insiden tersebut terjadi pada mobil listrik Mercedes-Benz EQE. Baterai yang digunakan juga bukan baterai yang sama seperti yang digunakan oleh Hyundai.
Baca juga: Jajal Masak Pakai Fitur V2L Outdoor Hyundai Kona Electric
Professional of Cell Electrode Production PT HLI Green Power Josef Ananta, mengatakan, baterai yang digunakan oleh mobil listrik Hyundai sudah melewati beberapa tahap pengecekan dan berbagai pengujian. Sehingga, baterai tersebut dijamin aman.
"Beberapa waktu lalu ada insiden di Korea Selatan (mobil listrik terbakar) di basement. Tapi itu bukan baterai buatan LG Energy Solution. Kita punya track record (rekam jejak) yang sangat baik," kata Josef, kepada wartawan, saat ditemui di Semarang, belum lama ini.
Josef menambahkan, baterai yang digunakan pada mobil listrik Hyundai sudah memiliki penanganan yang baik untuk kondisi thermal runaway. Untuk diketahui, thermal runaway merupakan situasi saat baterai mobil listrik mengalami peningkatan suhu secara cepat dan tak terkendali.
Baca juga: Perjalanan Jakarta-Semarang Tanpa Isi Daya Pakai Hyundai Kona Electric
"Kondisi itu sudah diantisipasi sebelumnya dari proses pembuatan sel baterai," kata Josef.
Josef mengatakan, baterai yang diproduksi oleh HLI Green Power untuk All New Kona Electric sudah melewati serangkaian pengetesan. Jadi, dapat dipastikan aman sebelum baterainya disematkan di mobil.
"Di proses produksi kita, ada charging dan discharging (CDC). Jadi proses CDC itu kita lakukan monitoring dari mulai sel itu dilakukan charging sampai siap dipacking untuk dikirim, sekitar 10 hari," ujar Josef.
"Kita cek apakah ada leakage (kebocoran) dari voltage-nya. Jadi kita cek dari awal produksi baterai itu dicharging sampai 10 hari setelahnya apakah ada low voltage atau tidak. Di situ akan ketahuan," kata Josef.
Josef menambahkan, pihaknya sudah melakukan pengetesan secara berulang-ulang, seperti charging dari 0 persen hingga 100 persen. Kemudian, tes discharging dari 100 persen hingga 0 persen. Semuanya dilakukan dengan beberapa kondisi yang ekstrem.
"Kita sesuaikan dengan kondisi aktual di Indonesia. Polanya sudah kita uji sesuai dengan kondisi lapangan yang ada di Indonesia. Artinya, dari pengujian yang ada di HLI itu sudah menunjukkan bahwa baterai kita grade A. Grade A artinya tidak ada masalah untuk thermal runaway," ujarnya.
Josef mengatakan, baterai yang diproduksi oleh HLI Green Power sudah digaransi, mulai pengujian, pengiriman, hingga baterai tersebut digunakan oleh konsumen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.