Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Mobil Mulai Aus, Jangan Nekat Ngebut Saat Hujan

Kompas.com - 30/09/2024, 18:21 WIB
Erwin Setiawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim hujan. Sebagai pengendara mobil, kita perlu memperhatikan kembali ketebalan tapak ban.

Tapak ban yang sudah mulai menipis dapat meningkatkan risiko terjadinya aquaplaning di jalan, karena traksi roda cenderung melemah. Terlebih lagi mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Aquaplaning merupakan fenomena tapak ban tidak menapak pada permukaan jalan, karena adanya hambatan air terhadap penampang permukaan roda. Semakin cepat laju kendaraan maka semakin tinggi potensinya.

Baca juga: Teknik Mengemudi Menghindari Aquaplaning


Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya aquaplaning dan berujung kecelakaan.

Aquaplaning itu penyebabnya karena faktor kecepatan kendaraan, kualitas ban, dan kondisi jalan. Ketiga faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Agar terhindar dari bahaya aquaplaning, Sony mengimbau, semua pengemudi untuk menjaga batas kecepatan ketika kondisi hujan atau jalanan basah, setidaknya di angka 40 Kpj sampai 50 Kpj.

Baca juga: Kondisi Ban Botak dan Kurang Angin, Picu Aquaplaning

Ban mobil botak bisa jadi salah satu penyebab aquaplaning.Nissan Ban mobil botak bisa jadi salah satu penyebab aquaplaning.

“Saat kecepatan mobil rendah, hampir tidak mungkin terkena aquaplaning. Soalnya ban masih punya peluang untuk memecah genangan air dan menapak di aspal,” kata Sony.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjelaskan, fenomena aquaplaning pada mobil bisa melihat peristiwa batu tipis yang dilempar ke sungai, melayang karena kecepatan tinggi.

“Ketinggian roda melayang saat mengalami aquaplaning bervariasi tergantung dari seberapa cepat kendaraan tersebut melaju. Bisa saja satu sentimeter, atau kurang. Tergantung dengan kecepatan kendaraannya,” ucap Jusri, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Video Innova Mengebut di Bahu Jalan Tol hingga Alami Aquaplaning

Ilustrasi berkendara saat hujanLarmoyeux & Bone Ilustrasi berkendara saat hujan

Jusri melanjutkan, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan kecepatan saat akan melalui jalan yang basah. Jika sudah terlanjur mengalami aquaplaning, pengemudi tidak boleh panik apalagi mengerem kendaraan secara mendadak.

“Jangan panik, jangan ngerem, jangan ngegas. Tahan saja. Nanti begitu ban itu melewati genangan air, dia kan kembali ke permukaan,” kata Jusri.

Mengerem kendaraan secara tiba-tiba justru dapat memperparah aquaplaning, dan membuat kendaraan menjadi semakin sulit untuk dikendalikan. Untuk itu, Jusri menyarankan pengemudi untuk tetap tenang.

Baca juga: Banyak Pengemudi Tidak Sadar Mobil Alami Aquaplaning

“Segala upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya oleh orang-orang, yang tidak tahu, ngerem dan lain-lain, hanya akan memperparah kondisi aquaplaning,” ucap Jusri.

Honda WR-VKompas.com Honda WR-V

Maka dari itu, keputusan paling bijak adalah membatasi kecepatan laju mobil saat kondisi jalan basah terlebih lagi hujan turun cukup lebat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau