Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Mengemudi Menghindari Aquaplaning

Kompas.com - 12/08/2024, 19:01 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan selalu membawa tantangan tersendiri bagi para pengemudi. Salah satu risiko yang paling diwaspadai adalah aquaplaning, sebuah fenomena di mana mobil kehilangan traksi saat melintasi jalan yang tergenang air.

Ketika aquaplaning terjadi, kontrol atas kendaraan bisa hilang secara mendadak, menyebabkan mobil tergelincir atau bahkan melintir. Kondisi ini tentu sangat berbahaya, terutama jika terjadi pada kecepatan tinggi atau di jalan yang ramai.

Banyak pengemudi yang masih kurang menyadari betapa seriusnya risiko aquaplaning ini. Faktor-faktor seperti kecepatan yang tidak sesuai, kondisi ban yang buruk, dan tekanan angin yang tidak tepat sering kali menjadi pemicu utama.

Baca juga: Transaksi Penjualan Mobil di GIIAS 2024 naik 27 Persen

Ketika ban tidak dapat memecah lapisan air di bawahnya, ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan, membuat mobil seperti melayang di atas air. Ini adalah momen berbahaya di mana pengemudi bisa kehilangan kendali sepenuhnya.

"Aquaplaning umumnya terjadi saat kondisi hujan dan banyak genangan air, yang mengakibatkan hilangnya kontak antara ban dengan jalan akibat lapisan air di antara keduanya sehingga kendaraan bisa tergelincir atau melintir," kata Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada Kompas.com, Senin (12/8/2024).

Ban mobil botak bisa jadi salah satu penyebab aquaplaning.Nissan Ban mobil botak bisa jadi salah satu penyebab aquaplaning.

Untuk memahami lebih dalam, penting diketahui bahwa aquaplaning bukan hanya soal kondisi jalan, tetapi juga kondisi ban dan cara mengemudi.

"Mobil yang terjebak aquaplaning disebabkan oleh beberapa hal, mulai ban botak atau rotasi ban yang terbalik, sehingga air terperangkap di permukaan ban, tekanan angin ban di bawah TWI, kecepatan mobil yang terlalu tinggi, dan manuver yang agresif," jelas Sony.

Kombinasi dari faktor-faktor ini bisa menciptakan situasi berbahaya yang sulit dikendalikan oleh pengemudi.

Untuk mengurangi risiko terjadinya aquaplaning, para pengemudi disarankan untuk selalu memastikan bahwa ban dalam kondisi baik dan memiliki tekanan angin yang sesuai.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Tidak Ada Insentif Mobil Hybrid, Ini Respon Suzuki

"Untuk menghindarinya, pastikan kecepatan disesuaikan dengan risiko selip pada kondisi hujan, kurangi kecepatan saat melewati genangan air, dan lakukan manuver dengan halus," lanjut Sony.

Mengemudi dengan bijak dan memahami risiko-risiko di jalan bisa menjadi langkah awal untuk menjaga keselamatan diri dan penumpang saat hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau